Komplikasi Anger Management Therapy
Belum ada bukti ilmiah spesifik yang melaporkan mengenai komplikasi anger management therapy. Meski demikian, perlu diingat bahwa publikasi ilmiah mengenai terapi ini memang relatif terbatas dan sebagian besar dilakukan pada populasi penyalahgunaan zat dan remaja bermasalah.[1-5]
Resistensi dan Penolakan
Beberapa individu mungkin menolak mengakui masalah kemarahan mereka atau menyangkal perlunya terapi. Hal ini dapat menghambat kemajuan dan menghasilkan hasil yang tidak efektif.[1-4,10]
Peningkatan Intensitas Emosional
Anger management therapy merupakan bagian dari cognitive behavioral therapy. Selama terapi, individu mungkin menjadi lebih sadar akan pemicu amarah dan emosinya, yang pada awalnya bisa meningkatkan intensitas emosional.[1-4,11]
Misaplikasi Teknik
Jika teknik pengendalian amarah yang diajarkan dalam terapi digunakan dengan salah atau salah dimengerti, hasil yang diharapkan mungkin tidak tercapai dan masalah bisa memburuk. Dalam beberapa kasus, individu mungkin malah lebih fokus pada menekan kemarahan dibandingkan belajar cara yang sehat untuk mengungkapkan dan mengelola kemarahan. Hal ini dapat menyebabkan penekanan emosional dan potensi konsekuensi psikologis.
Pasien juga bisa terlalu fokus pada mengendalikan amarah tanpa mengatasi penyebab dan pemicunya. Hal ini bisa mengakibatkan pengurangan ledakan amarah, tetapi masalah yang mendasari tetap tidak terpecahkan.[1-4,12]