Kontraindikasi Transplantasi Jantung
Dalam menentukan kontraindikasi transplantasi jantung, dokter harus menilai apakah pasien akan mendapat manfaat dari tindakan ini atau tidak. Dokter juga harus mempertimbangkan ketersediaan organ donor dalam sistem perawatan kesehatan, biaya, risiko bagi pasien, serta peluang bagi calon resipien lainnya. Pertimbangkan pula apakah kontraindikasi bersifat absolut atau relatif.[6,14]
Kontraindikasi Absolut
Berikut adalah kondisi dimana transplantasi jantung dikontraindikasikan:
- Penyakit sistemik dengan harapan hidup <2 tahun meskipun telah menjalani transplantasi jantung
Hipertensi pulmonal ireversibel
- Penyakit kardiovaskular derajat berat
- Penyalahgunaan zat yang masih berlangsung, termasuk merokok dan alkohol
- Terdapat bukti ketidakmampuan untuk mematuhi terapi obat pada beberapa kesempatan
- Penyakit multisistem dengan disfungsi organ ekstrakardiak yang berat[1,2,14]
Kontraindikasi Relatif
Berikut adalah kondisi dimana transplantasi jantung tidak disarankan:
- Usia >70 tahun
- Obesitas: indeks massa tubuh (IMT) yang direkomendasikan adalah <30 kg/m2
Diabetes tidak terkontrol atau yang berkaitan dengan kerusakan end-organ signifikan
- Disfungsi ginjal ireversibel
- Neoplasma: pasien yang memiliki riwayat keganasan dan menunjukkan periode 3-5 tahun bebas penyakit dapat dipertimbangkan
- Infeksi aktif: HIV merupakan kontraindikasi absolut, hepatitis C merupakan kontraindikasi relatif di beberapa pusat transplantasi
Emboli paru akut
- Pemakaian tembakau dalam 6 bulan
- Riwayat penyalahgunaan zat dalam waktu dekat (misalnya dalam 6 bulan terakhir)
- Sokongan sosial atau disabilitas kognitif dan perilaku yang akan menghambat kepatuhan terhadap regimen terapi
- Kondisi lain yang meningkatkan risiko komplikasi perioperatif atau membatasi toleransi imunosupresi. Misalnya penyakit pembuluh darah perifer, sirosis hepatis, dan kolelitiasis
- Keringkihan[1,2,14]