Pedoman Klinis Transplantasi Ginjal
Pedoman klinis tindakan transplantasi ginjal terkait indikasi yaitu gagal fungsi ginjal, umumnya disebabkan penyakit ginjal kronik stadium 5 dengan kriteria nilai eGFR <15 ml/min/1.73m2. Pedoman klinis lainnya adalah:
- Sumber donor ginjal dapat berupa donor hidup (living donor transplant) atau donor orang yang sudah meninggal (deceased donor). Baik keduanya perlu menjalani tes kecocokan antara donor dan resipien berupa uji golongan darah ABO, jenis jaringan (tissue typing), uji silang (crossmatch) hingga serologi
- Pasien yang sudah mendapatkan donor yang sesuai akan dipersiapkan untuk menjalani tindakan operasi, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan fungsi kardiovaskular, hingga fungsi paru guna menghindari efek samping pascaoperasi
- Kriteria resipien secara umum adalah memiliki penyakit terminal yang ireversibel atau gagal ginjal stadium akhir, traktus urinarius bawah normal, dan penyakit ginjal primer tidak aktif atau terkontrol. Resipien yang mengalami infeksi, tetapi minimal dan dapat dikontrol tetap diperbolehkan untuk menjalani transplantasi ginjal
- Transplantasi ginjal dapat ditunda hingga dihentikan, apabila pasien mengalami gangguan kardiovaskular, infeksi yang sulit diatasi, memiliki kanker dengan metastasis atau dalam kemoterapi, hingga kondisi penyerta lain yang akan memperburuk proses pemulihan pasca transplantasi
- Proses transplantasi dilakukan dengan tipe transplantasi heterotopik (heterotopic transplant), yaitu ginjal baru diletakkan di lokasi yang berbeda sedangkan ginjal lama tidak diangkat. Ginjal baru akan dihubungkan dengan arteri-vena iliaca eksterna pasien, dan ureter dihubungkan ke kandung kemih pasien
- Beberapa komplikasi transplantasi ginjal adalah fungsi ginjal baru tertunda sehingga pasien masih membutuhkan hemodialisa, trombosis dan stenosis vaskular, obstruksi ureter, dan urinary leakage
- Pasien yang telah menjalani prosedur transplantasi akan dievaluasi untuk melihat efek samping dari tindakan bedah yang dilakukan, menilai apakah terjadi proses penolakan terhadap ginjal yang baru, serta monitoring dosis dan efek samping dari terapi imunosupresan
- Terapi imunosupresan harus dikonsumsi pasien dalam jangka waktu lama, untuk mencegah terjadinya penolakan ginjal baru. Terapi ini memiliki risiko infeksi dan kanker, seperti peningkatan risiko melanoma maligna pada pasien transplantasi ginjal serta bakteriuria pasca transplantasi ginjal[1,2,4,5,12,13]
Setelah dilakukan transplantasi, pasien harus diedukasi untuk memeriksakan diri secara rutin, menghindari efek samping jangka panjang, serta memiliki pola hidup sehat agar kondisi ginjal yang baru memiliki waktu umur yang panjang.[1,2,4,5]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli