Farmakologi Dextrose
Farmakologi dextrose atau dekstrosa adalah sebagai sumber energi tubuh dalam berbagai proses seluler. Dextrose akan mengalami oksidasi pada proses glikolisis, dan menghasilkan adenosine triphosphate atau ATP dan NADH.
Farmakodinamik
Dextrose atau glukosa menyediakan energi bagi jaringan tubuh dengan cara menghasilkan molekul adenosine triphosphate (ATP) dan NADH, melalui proses glikolisis. Terdapat 2 fase pada glikolisis, yang pertama adalah fosforilasi glukosa oleh enzim hexokinase yang menghasilkan glukosa-6-fosfat. Penambahan fosfat berenergi tinggi akan mengaktifkan glukosa untuk dipecahkan pada tahapan glikolisis selanjutnya.
Pada fase kedua, terjadi pelepasan energi, yang terdiri atas 4 ATP dan 2 NADH setiap 1 molekul glukosa. Bentuk glukosa yang dapat melepaskan energi adalah D-glukosa, sebab L-glukosa tidak dapat mengalami fosforilasi.
Selain itu, dextrose juga dapat diubah menjadi lemak, kemudian disimpan sebagai cadangan energi tubuh. Dextrose juga merupakan prekursor untuk menghasilkan biomolekul lain, misalnya vitamin C. Salah satu peran vitamin C adalah untuk memberikan sinyal yang dapat memelihara keseimbangan glukosa dan energi.
Salah satu indikasi pemberian dextrose adalah hipoglikemia. Pada pemberian intravena, dextrose menyediakan air, dan karbohidrat atau kalori bagi tubuh.[2,6]
Farmakokinetik
Pada pemberian per oral, dextrose akan diabsorpsi secara cepat pada saluran pencernaan, dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Kenaikan glukosa plasma terjadi setelah 10-20 menit. Dextrose sediaan parenteral memiliki bioavailabilitas 100%. Ekskresi dextrose adalah melalui ginjal.
Absorpsi
Dextrose yang diberikan per oral akan diabsorpsi dengan cepat dalam saluran gastrointestinal, terutama usus halus. Absorpsi dextrose terjadi secara aktif, dengan bantuan sodium-dependent glucose transporter SGLT1 dan GLUT2. Setelah 10–20 menit, akan terjadi peningkatan glukosa pada plasma, dan mencapai konsentrasi puncak dalam 40 menit.
Pada pemberian oral, dosis dextrose 15 g dapat meningkatkan kadar glukosa darah sebanyak 30 mg/dL. Pada pemberian intravena, dextrose 5% memiliki bioavailabilitas 100%.[1,2]
Distribusi
Dextrose akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Rerata volume distribusi adalah 10,6 L.[2]
Metabolisme
Dextrose akan mengalami oksidasi aerobik dalam proses sintesis molekul energi. Proses glikolisis merupakan bagian dari metabolisme glukosa yang akan menghasilkan 2 molekul asam piruvat. Selanjutnya, asam piruvat akan menuju mitokondria dan mengalami oksidasi lebih lanjut membentuk oksigen dan karbon dioksida.[2]
Eliminasi
Dextrose yang berlebih akan dieliminasi melalui ginjal dan keluar pada urin.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra