Formulasi Dextrose
Formulasi dextrose atau dekstrosa terdapat dalam sediaan parenteral dan oral. Dextrose oral dalam berbentuk tablet maupun gel. Namun, sediaan yang tersedia di Indonesia hanya sediaan parenteral.
Bentuk Sediaan
Terdapat 2 macam sediaan dextrose, yaitu larutan parenteral dan oral. Dextrose oral tersedia dengan kekuatan 55%. Namun, sediaan oral belum tersedia di Indonesia. Dextrose parenteral yang terdapat di Indonesia adalah 5%, 10%, 20%, dan 40%.[3,4]
Cara Penggunaan
Sebelum memberikan dextrose intravena, pastikan cairan tidak berwarna, tidak ada endapan, dan segel masih terpasangan. Pastikan peralatan steril dan nonpirogenik pada pemberian dextrose intravena. Pada pemberian parenteral, sebaiknya gunakan n in-line filter.
Buang sisa dextrose yang tidak akan digunakan, dan jangan menggunakan ulang kantong dextrose. Penggunaan dextrose intravena dengan kekuatan lebih dari 10% dapat bersifat iritan, sehingga sebaiknya diberikan melalui central venous line.
Pemberian dextrose 5% intravena sebaiknya dilakukan dengan dosis 0,5 gram/kg BB/jam, untuk mencegah terjadinya glukosuria. Dosis maksimal adalah 0,8 gram/kg BB/jam.
Pemberian dextrose hipertonis, yaitu dengan konsentrasi di atas 5%, sebaiknya dilakukan perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya sindrom hiperglikemia dan hiperosmolar. Untuk menghindari hipoglikemia, penghentian pemberian cairan sebaiknya dilakukan secara gradual.[1,9]
Cara Penyimpanan
Penyimpanan dextrose sebaiknya dilakukan pada suhu ruangan 20–25° Celcius. Hindari paparan terhadap panas atau sinar matahari langsung dan tempat yang lembap. Dextrose tidak boleh disimpan dalam freezer. Dextrose intravena yang telah dibuka tidak boleh disimpan dan digunakan kembali.[1,7]
Kombinasi dengan Obat Lain
Dextrose tersedia dalam infusan dengan campuran cairan lain, seperti cairan salin normal, ringer laktat, atau bersama elektrolit, misalnya kalium dan klorida. Selain itu, dextrose juga terdapat dalam kombinasi bersama anestetik lokal, seperti bupivakain dan lidokain. Dextrose 5% (D5W) juga sering digunakan sebagai pelarut obat lain.[3,4]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra