Kontraindikasi dan Peringatan Dextrose
Kontraindikasi pemberian dextrose atau dekstrosa adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap dextrose, riwayat trauma kepala, dehidrasi berat, serta pada pemberian bersamaan dengan preparat darah. Peringatan diberikan terhadap potensi dextrose untuk menyebabkan sindrom hiperglikemia dan hiperosmolar, overload cairan, dan toksisitas aluminium.
Kontraindikasi
Beberapa kontraindikasi pemberian dextrose, antara lain pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap dextrose atau produk yang terbuat dari jagung, pasien dengan riwayat trauma kepala 24 jam yang lalu, serta pada dehidrasi berat. Pemberian menggunakan set infus yang sama dengan preparat darah juga dikontraindikasikan.
Riwayat Hipersensitivitas Terhadap Dextrose atau Jagung
Pasien dengan riwayat hipersensitivitas dextrose dan jagung atau produknya tidak dianjurkan untuk diberikan dextrose karena dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas maupun syok anafilaktik.[7]
Riwayat Trauma Kepala dalam 24 jam
Dextrose tidak dianjurkan pada pasien dengan riwayat trauma kepala. Keadaan hiperglikemia dapat menyebabkan gangguan mikrosirkulasi, meningkatkan permeabilitas sawar darah otak, dan mencetuskan inflamasi. Selain itu, dapat terjadi diuresis osmotik, hipovolemia, dan supresi sistem imun. Maka dari itu, pemberian dextrose sebaiknya dihindari pada pasien dengan trauma kepala.[12]
Dehidrasi berat
Pemberian dextrose dapat memperberat dehidrasi, akibat terjadinya diuresis osmotik. Pemberian dextrose yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan defisit elektrolit, khususnya kalium dan fosfat. Pasien dehidrasi berat dengan gangguan elektrolit berisiko mengalami hipoosmotik dan hiponatremia.[1,2,7]
Pemberian Bersamaan dengan Preparat Darah
Pemberian dextrose dan preparat darah menggunakan set infus yang sama merupakan kontraindikasi penggunaan dextrose. Hal ini berisiko mengakibatkan pseudoaglutinasi eritrosit.[1,6]
Peringatan
Peringatan pada pemberian dextrose ditujukan untuk mencegah terjadinya sindrom hiperglikemia dan hiperosmolar, overload cairan, toksisitas aluminium, dan refeeding syndrome.
Sindrom Hiperglikemia dan Hiperosmolar
Pemberian dextrose secara cepat dapat menimbulkan sindrom hiperglikemia dan hiperosmolar, terutama pada pasien dengan uremia kronis dan intoleransi karbohidrat. Gejala sindrom ini, antara lain dehidrasi, hipovolemia, perubahan status mental, dan gangguan kesadaran. Pemberian dextrose hiperosmolar intravena harus dilakukan perlahan-lahan.[1,9]
Overload Cairan
Kondisi overload cairan akibat pemberian dextrose dapat menyebabkan dilusi elektrolit serum, overhidrasi, kongesti, dan edema paru. Gangguan elektrolit, seperti hipokalemia dan hiperfosfatemia juga dapat ditemukan. Jika dextrose akan digunakan secara jangka panjang, maka perlu dilakukan pemantauan keseimbangan cairan, konsentrasi elektrolit, dan keseimbangan asam basa.[9]
Toksisitas Aluminium
Pemberian dextrose parenteral mengandung aluminium yang dapat bersifat toksik, khususnya pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal seperti penyakit ginjal kronis dan bayi prematur. Toksisitas aluminium dapat terjadi pada pasien yang mendapatkan aluminium lebih dari 4–5 μg/kg/hari.[6,9]
Refeeding Syndrome
Pemberian dextrose juga perlu diperhatikan pada pasien dengan malnutrisi berat, karena dapat menyebabkan terjadinya refeeding syndrome. Hal ini diakibatkan perpindahan potasium, fosfor, dan magnesium dalam jumlah yang besar ke dalam sel.[1,13]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra