Indikasi dan Dosis Dextrose
Indikasi dextrose atau dekstrosa adalah sebagai tata laksana dan pencegahan hipoglikemia, nutrisi parenteral dan rehidrasi, serta sebagai pelarut dari produk obat lain. Dosis pemberian dextrose bergantung pada usia, berat badan, dan kondisi klinis dari pasien. Jika dextrose digunakan sebagai pelarut, dosis pemberian serta kecepatan ditentukan oleh obat yang dilarutkan.
Hipoglikemia
Fungsi utama dextrose adalah sebagai tata laksana hipoglikemia. Dosis dextrose dibedakan untuk dewasa dan anak-anak.
Dosis Dewasa
Dosis dextrose intravena pasien dewasa adalah 10–25 gram, yang setara dengan 40–100 mL larutan dextrose 25% atau 20–50 mL larutan dextrose 50% dalam dosis tunggal. Pemberian parenteral disarankan melalui akses vena sentral. Dextrose intravena harus diberikan secara perlahan-lahan, sekitar 3 mL/menit, untuk menghindari terjadinya sindrom hiperglikemia dan hiperosmolar.
Dosis dextrose per oral pasien dewasa adalah 4–20 g, dosis tunggal. Pemberian dapat diulang kembali dalam 15 menit jika hasil gula darah masih menunjukkan hipoglikemia. Dextrose oral, berupa tablet atau gel, dapat diberikan bagi pasien dengan kesadaran baik yang mampu menelan. Untuk menggunakan gel dextrose, keluarkan secukupnya dari tube, lalu telan.[5,7]
Dosis Anak
Untuk anak yang mengalami hipoglikemia, pemberian larutan dextrose intravena sebaiknya dilarutkan terlebih dahulu. Pada kondisi gawat darurat, dextrose 12,5% atau 25% dapat diberikan melalui vena perifer. Berdasarkan usia, dosis dextrose intravena adalah:
- Anak di bawah 6 bulan: 0,25–0,5 g/kg BB/dosis atau setara dengan 1–2 mL/kg/dosis dextrose 25%. Dosis maksimal adalah 25 g
- Anak di atas 6 bulan: 0,5–1 g/kg BB/dosis atau setara dengan 2–4 mL/kg/dosis dextrose 25%. Dosis maksimal adalah 25 g [1,5]
Dosis dextrose oral untuk anak pada kondisi hipoglikemia adalah 15–20 g, dalam dosis tunggal. Bila perlu, pemberian dapat diulang kembali setelah 15 menit.[1,5]
Tinjauan sistematis Cochrane pada tahun 2021 menyatakan penggunaan gel dextrose dapat menurunkan kejadian hipoglikemia pada neonatus yang berisiko, di antaranya bayi prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah atau berat badan lahir besar, serta bayi yang lahir dari ibu penyandang diabetes.[10]
Gel dextrose juga menurunkan risiko terjadinya cacat neurologis mayor pada usia 2 tahun, tanpa meningkatkan efek samping bila dibandingkan dengan plasebo. Namun, sediaan gel dextrose belum ada di Indonesia.[10]
Nutrisi Parenteral dan Rehidrasi
Dextrose juga dapat diberikan sebagai nutrisi parenteral dan rehidrasi. Kecepatan infus dan volume dextrose yang diberikan harus disesuaikan berdasarkan usia, berat badan, terapi lain yang diberikan, serta kondisi klinis dan metabolik pasien. Konsentrasi dextrose yang sering digunakan pada nutrisi parenteral adalah 40, 50, dan 70%, dengan dosis maksimal 5–7 mg/kg/menit.[1,11]
Sebagai Pelarut Obat Lain
Jika menggunakan dextrose sebagai pelarut obat lain, dosis dan kecepatan infus perlu disesuaikan dengan kebutuhan obat yang dilarutkan. Pada individu sehat, dextrose 5% intravena dapat diberikan dengan kecepatan 0,5 g/kg/jam tanpa menyebabkan glukosuria. Kecepatan maksimum adalah 0,8 g/kg/jam.[1]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra