Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Codeine general_alomedika 2022-12-08T15:49:40+07:00 2022-12-08T15:49:40+07:00
Codeine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Codeine

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Indikasi codeine atau kodein adalah untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang dan untuk menangani batuk kering yang disertai nyeri. Dosis codeine yang digunakan adalah dosis terapeutik minimal yang paling aman dan berdurasi paling singkat karena obat ini berisiko menyebabkan penyalahgunaan dan adiksi opiat.[20-22]

Obat ini hanya dianjurkan untuk orang dewasa. Untuk anak-anak, hanya anak tertentu yang dapat dipertimbangkan untuk menerima codeine. Obat ini tidak dianjurkan untuk anak yang berusia <12 tahun, anak berusia 12–18 tahun yang menjalani tonsilektomi dan/atau adenoidektomi, serta anak yang berisiko tinggi mengalami depresi napas.[35]

Menurut beberapa studi, berbagai indikasi codeine yang telah disebutkan sebenarnya masih perlu dikritisi lebih lanjut karena kurangnya bukti yang adekuat terkait manfaat dan risiko penggunaan codeine sebagai pereda nyeri dan batuk kering.[20-22]

Manajemen Nyeri

Untuk mengatasi nyeri ringan dan sedang pada orang dewasa, codeine 30–60 mg tiap 4 jam dapat diberikan bila perlu. Dosis maksimal adalah 240 mg/hari. Gunakan dosis efektif yang paling rendah dan durasi yang paling singkat.[18]

Untuk pasien anak yang tidak memiliki kontraindikasi yang disebutkan di atas, codeine dapat diberikan dengan dosis 0,5–1 mg/kgBB setiap 4–6 jam. Dosis maksimal adalah 60 mg/dosis. Gunakan dosis efektif yang paling rendah dan durasi paling singkat.[35]

Kontroversi terkait Manajemen Nyeri dengan Codeine

Telah banyak uji klinis yang mengungkap efikasi codeine sebagai obat pereda nyeri, khususnya pada kasus nyeri gigi dan nyeri pascaoperasi. Zhang dan Po dalam sebuah meta analisis menemukan bahwa penambahan codeine 60 mg ke dalam paracetamol 600 mg secara signifikan menurunkan tingkat nyeri pascaoperasi hingga >50% bila dibandingkan pemberian paracetamol saja. Namun, penambahan codeine tersebut meningkatkan risiko efek samping berupa rasa kantuk.[20]

Sementara itu, studi Moore et al menyimpulkan bahwa kombinasi codeine 60 mg dan paracetamol 1.000 mg berkaitan dengan penurunan derajat nyeri bila dibandingkan paracetamol saja pada pasien yang baru menjalani prosedur akut pada gigi.[21]

Walaupun kedua studi ini memberikan bukti awal yang cukup baik terkait efektivitas codeine dalam meredakan nyeri, manfaat codeine tunggal (tanpa kombinasi dengan obat lain) dan variasi dosisnya sebagai pereda nyeri masih belum dapat disimpulkan.

Kemudian, Derry, et al melakukan tinjauan sistematik tentang manfaat codeine tunggal dibandingkan analgesik lain seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dan plasebo. Derry, et al menganalisis 33 uji klinis yang mencakup 2.411 partisipan dan menemukan bahwa codeine 60 mg menurunkan intensitas nyeri setidaknya selama 4–6 jam setelah konsumsi obat secara bermakna.[22]

Namun, analisis lanjutan mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan efek analgesik codeine antara kelompok pasien pascaoperasi gigi dan pasien pasca operasi nongigi. Hal ini ditunjukkan oleh number-needed-to-treat (NNT) pascaoperasi gigi sebesar 21, sedangkan NNT pascaoperasi lainnya hanya 6,8. Oleh karena itu, studi menyimpulkan bahwa efek analgesik codeine 60 mg tunggal hanya baik pada sebagian kecil individu dan cukup bervariasi tergantung pada prosedur operasi yang terlibat.[22]

Batuk Kering

Untuk menangani batuk kering yang disertai nyeri pada orang dewasa, codeine 15–30 mg dapat diberikan, yakni sebanyak 3–4 kali per hari. Gunakan dosis efektif yang paling rendah dan durasi yang paling singkat.[18]

Untuk anak-anak, kontraindikasi codeine sama seperti yang telah disebutkan di atas. Bila anak tidak memiliki berbagai kontraindikasi tersebut, obat ini dapat diberikan dalam dosis 7,5–30 mg peroral setiap 4–6 jam sesuai kebutuhan. Gunakan dosis efektif yang paling rendah dan durasi yang paling singkat.[35]

Kontroversi terkait Manajemen Batuk Kering dengan Codeine

Penggunaan codeine sebagai obat pereda batuk juga telah lama dilakukan dalam praktik kedokteran walaupun bukti yang mendukung hal ini belum cukup kuat. Hasil penelitian pada hewan coba memang menunjukkan bahwa codeine cukup efektif untuk menekan pusat batuk serta kerja otot napas dalam mekanisme batuk. Namun, efektivitas codeine dalam meredakan batuk pada hewan coba tak sebaik ketika codeine diberikan untuk meredakan batuk pada manusia.[23]

Pada awalnya, batuk akibat penyakit saluran napas atas diduga tidak cukup responsif terhadap pemberian codeine bila dibandingkan batuk akibat penyakit saluran napas bawah. Namun, penelitian lanjutan mengindikasikan bahwa codeine tidak lebih baik dibandingkan plasebo untuk mengurangi gejala batuk pada pasien penyakit paru obstruktif kronik.[23-25]

Berdasarkan temuan tersebut, manfaat codeine sebagai obat pereda batuk masih memerlukan evaluasi lebih lanjut terutama tentang karakteristik pasien yang berpotensi mendapat manfaat dari penggunaan codeine.[23-25]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

18. Joint Formulary Committee. British National Formulary. BNF 70. London; 2015.
20. Zhang WY, Li Wan Po A. Analgesic efficacy of paracetamol and its combination with codeine and caffeine in surgical pain - A meta-analysis. J Clin Pharm Ther. 1996;21(4):261–82.
21. Moore A, Collins S, Carrol D, McQuay H. Paracetamol an effective analgesic, but adding codeine gives additional benefit. Evid Based Dent. 2000;2(2):38. Available from: http://www.nature.com/doifinder/10.1038/sj.ebd.6400025
22. Derry S, Moore RA, McQuay HJ. Single dose oral codeine, as a single agent, for acute postoperative pain in adults. Cochrane database Syst Rev. 2010;(4):CD008099. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=4160845&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
23. Bolser DC. Current and future centrally acting antitussives. Respir Physiol Neurobiol. 2006 Jul;152(3):349–55. http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1569904806000425
24. Bolser DC, Davenport PW. Codeine and cough: an ineffective gold standard. Curr Opin Allergy Clin Immunol. 2007 Feb;7(1):32–6. http://content.wkhealth.com/linkback/openurl?sid=WKPTLP:landingpage&an=00130832-200702000-00007
25. Smith J, Owen E, Earis J, Woodcock A. Effect of codeine on objective measurement of cough in chronic obstructive pulmonary disease. J Allergy Clin Immunol. 2006;117(4):831–5.
35. Medscape. Codeine. 2022. https://reference.medscape.com/drug/codeine-343310#0

Formulasi Codeine
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
    Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
  • Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
    Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
  • Stop Menggunakan Codeine Sebagai Obat Batuk
    Stop Menggunakan Codeine Sebagai Obat Batuk
  • 5 Alasan Tidak Meresepkan Obat Batuk pada Anak
    5 Alasan Tidak Meresepkan Obat Batuk pada Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2025, 18:55
Tata cara pemberian tramadol drip
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Selamat siang dokter TS, ingin bertanya untuk kasus nyeri tidak respons dengan pemberian Ketorolac direncanakan menggunakan tramadol drip, bagaimana tata...
Anonymous
Dibalas 17 Februari 2025, 10:39
Nyeri di pangkal paha luar sejak 2 minggu tanpa bengkak dan deformitas pada pasien wanita 55 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter senior dan teman sejawat sekalian. Ijin konsul dok, saya memiliki pasien dengan nyeri di pangkal paha luar sudah 2mingguan. Tidak ada bengkak...
Anonymous
Dibalas 17 Juli 2024, 12:20
Penggunaan Neuralgin dan Asam Mefenamat secara bersamaan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi, saya pernah mendapatkan kasus pasien nyeri otot pinggang karena salah posisi ketika duduk. Lalu pasien diberikan Neuralgin dan Asam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.