Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Ketamine general_alomedika 2022-09-02T12:09:51+07:00 2022-09-02T12:09:51+07:00
Ketamine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Ketamine

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

farmakologi ketamine adalah bersifat non kompetitif dan antagonis terhadap neurotransmitter excitatory glutamate, pada reseptor-reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA), di susunan saraf pusat. Selain itu, ketamine juga berinteraksi dengan reseptor opioid, reseptor monoaminergic, reseptor muskarinik, dan reseptor kanal-kanal ion kalsium yang memiliki voltase sensitif, tetapi tidak dengan reseptor gamma-aminobutyric acid (GABA).[2,14]

Farmakodinamik

Lokasi primer kerja obat ketamine adalah korteks serebri dan sistem limbik. Secara garis besar, ketamine bekerja dengan cara menghambat  reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA). Inhibisi ketamine pada reseptor NMDA akan mengurangi proses mediasi rasa nyeri sentral, sehingga nyeri akut akan berkurang. Karena reseptor NMDA tersebar ke seluruh sistem susunan saraf pusat, maka aksi ketamine dalam saraf spinal dapat memengaruhi proses nyeri.[2,14]

Ketamine menyebabkan disosiasi elektrofisiologis, antara korteks otak dan sistem limbik. Pada dosis anestesi ≥1 mg/kgBB, ketamine mempengaruhi beberapa proses di kortikal dan subkortikal, menginduksi keadaan anestetik disosiatif menyerupai katatonia. Selain itu ketamine dapat memengaruhi jalur inhibisi descending serotonine menyebabkan efek antidepresi.[2,14,15]

Ketamine juga menginhibisi pengambilan kembali katekolamin, sehingga terjadi peningkatan aktivitas simpatik, berakibat hipertensi dan takikardia. Demikian pula, aliran darah serebral, kecepatan metabolik dan tekanan intrakranial meningkat.[2,14]

Farmakokinetik

Farmakokinetik ketamine (injeksi intravena) mengalami dua fase, yaitu fase alfa dan fase beta. Fase alfa (slope awal) adalah waktu paruh obat fase awal, yang terjadi sekitar 10‒15 menit dan berakhir dalam 45 menit. Secara klinis, fase ini berkaitan dengan efek anestetik obat.

Aksi anestetik obat akan diakhiri dengan suatu kombinasi redistribusi dari susunan saraf pusat ke jaringan perifer, dan dengan biotransformasi hepatik menjadi metabolit norketamine. Fase beta adalah waktu paruh obat, yaitu berkisar 2,5 jam.[16,17]

Absorpsi

Meski ketamine dapat diberikan secara oral, tetapi pemberian secara intravena merupakan cara umum dan ideal. Bioavailabilitas obat ketamine 100% secara intravena dan 93% secara intramuskular.[7]

Distribusi

Pemberian secara parenteral, ketamine didistribusikan sangat cepat ke seluruh tubuh, termasuk ke otak, melewati sawar plasenta, dan ke air susu ibu (ASI). Waktu paruh distribusi obat adalah sekitar 7‒11 menit. Sekitar 20‒50% dari dosis ketamine yang masuk ke dalam tubuh akan terikat dengan protein dalam plasma darah.[2,18]

Metabolisme

Metabolisme ketamine secara ekstensif terjadi di hepar, melalui jalur N-demethylation, dan cincin hidroksilasi. Metabolit utama ketamine adalah norketamine, yang menurunkan aktivitas susunan saraf pusat.[2,15]

Eliminasi

Sekitar 90% obat ketamine yang masuk ke dalam tubuh, dieliminasi terutama ke ginjal. Sekitar 2‒4%nya dikeluarkan dalam bentuk yang tidak berubah. Sebagian kecil obat, diekskresikan ke empedu, dan berakhir di feses dengan kadar 5%. Ekskresi ketamine juga terjadi ke dalam ASI.[2,18]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

2. U.S. National Library of Medicine. Pubchem: Ketamine. August 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/.
7. Li, L. and P.E. Vlisides, ketamine: 50 Years of Modulating the Mind. Frontiers in Human Neuroscience, 2016. 10: p. 612.
14. Gorlin, A.W., D.M. Rosenfeld, and H. Ramakrishna, Intravenous sub-anesthetic ketamine for perioperative analgesia. Journal of anaesthesiology, clinical pharmacology, 2016. 32(2): p. 160-167.
15. Kurdi, M.S., K.A. Theerth, and R.S. Deva, ketamine: Current applications in anesthesia, pain, and critical care. Anesthesia, Essays and Researches, 2014. 8(3): p. 283-290.
16. Drugs.com. Ketamine. August 2022. https://www.drugs.com/pro/ketaminee-injection.html.
17. U.S. National Library of Medicine. DailyMed: Ketalar--ketamine Hydrochloride Injection. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/.
18. TGA. Ketamine Hydrochloride. August 2022. https://www.ebs.tga.gov.au/ebs/picmi/picmirepository.nsf/pdf?OpenAgent&id=CP-2009-PI-00500-3&d=201809211016933&d=201809211016933.

Pendahuluan Ketamine
Formulasi Ketamine

Artikel Terkait

  • Pilih Ketamine sebagai Antidepresan Kerja Cepat
    Pilih Ketamine sebagai Antidepresan Kerja Cepat
  • Ketamine Dosis Rendah untuk Nyeri Akut di Instalasi Gawat Darurat
    Ketamine Dosis Rendah untuk Nyeri Akut di Instalasi Gawat Darurat
  • Perbandingan antara Ketamine dengan ECT sebagai Terapi Depresi Mayor Resisten Obat – Telaah Jurnal Alomedika
    Perbandingan antara Ketamine dengan ECT sebagai Terapi Depresi Mayor Resisten Obat – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 6 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 2 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 1 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.