Pengawasan Klinis Ketamine
Pengawasan klinis pemberian ketamine adalah untuk melihat efek samping obat dan overdosis obat. Selain itu, perlu kesiapan untuk intubasi dan bantuan respirasi terhadap kemungkinan timbulnya depresi pernapasan, laringospasme, atau obstruksi saluran pernapasan lainnya pada pasien.
Monitoring yang dilakukan umumnya adalah tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, pulsasi nadi, respirasi, fungsi jantung, dan saturasi oksigen. Fungsi neuropsikiatrik pasien juga perlu dimonitor, karena keadaan bingung pasca operasi dapat terjadi pada pasien selama masa pemulihan (emergency phenomenon).[2,3,16]
Pengawasan Populasi Khusus
Pengawasan klinis terutama dilakukan pada pasien dengan hipertensi atau gangguan jantung, di mana pasien perlu dimonitor terus terkait fungsi jantung dan tekanan darahnya selama menjalani prosedur medis yang menggunakan ketamine.
Selain itu, pengawasan klinis juga perlu dilakukan pada pasien lanjut usia yang rentan dengan efek samping obat. Namun, lansia juga mungkin memiliki penyakit mendasar, seperti gangguan fungsi ginjal, hepar, atau jantung.[2,16]
Wanita hamil, anak, dan pasien yang mengonsumsi obat lain yang potensial berinteraksi dengan ketamine, juga perlu diawasi secara klinis. Pengawasan juga dilakukan pada pasien yang menjalani terapi jangka panjang, karena dilaporkan dapat mengakibatkan defisit kognitif.[3,6]
Pengawasan Pasien Rawat Jalan
Pasien rawat jalan yang diberikan suntikan ketamine sebaiknya diobservasi hingga efek obat hilang dan keadaan pasien pulih kembali secara normal. Pada saat pasien dipulangkan harus didampingi dengan seorang dewasa yang dipercaya dan bertanggungjawab atas keselamatan pasien.[3,6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini