Kontraindikasi dan Peringatan Ketamine
Kontraindikasi ketamine adalah pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini dan komponennya, atau obat yang segolongan. Ketamine juga tidak dapat diberikan kepada pasien dengan hipertensi, intoksikasi alkohol, dan skizofrenia. Peringatan saat pemberian obat ini adalah tidak diperbolehkan untuk mengoperasikan mesin, kendaraan, atau alat berat lainnya, selama 1 hari penuh setelah menerima obat.[2,3]
Kontraindikasi
Kontraindikasi absolut pemberian ketamine adalah pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap ketamine dan komponennya, atau obat yang segolongan. Kontraindikasi lain adalah pasien dengan komorbid hipertensi, intoksikasi alkohol, dan skizofrenia.
Pasien dengan Hipertensi, Penyakit Kardiovaskular Berat, dan Riwayat Stroke
Pasien yang sedang mengalami kondisi hipertensi, dikontraindikasikan dalam pemberian ketamine injeksi oleh karena kerja ketamine yang mempengaruhi sistem saraf simpatik.
Hindari pemberian ketamine kepada seseorang dengan penyakit kardiovaskular berat, gagal jantung, infark miokard yang belum lama terjadi, riwayat stroke, trauma serebral, perdarahan intraserebral, dan massa intra serebral.[2,16]
Pasien dengan Ketergantungan Alkohol
Ketamine injeksi juga tidak diberikan pada seorang alkoholik kronis atau alcohol use disorder, serta dalam keadaan intoksikasi alkohol karena dapat berakibat fatal. Ketamine dapat menurunkan kemampuan motorik dan membuat pasien mengantuk. Pencampuran ketamine dan alkohol dapat meningkatkan efek tersebut sehingga keluhan seperti mual dan muntah dapat berakibat fatal oleh karena risiko aspirasi.[3,17]
Pasien dengan Skizofrenia
Selain itu, penggunaan ketamine juga dikontraindikasikan pada pasien dengan skizofrenia, karena potensial menimbulkan eksaserbasi penyakit yang mendasarinya.[3,17]
Peringatan
Pemberian ketamine hendaknya hati-hati pada seseorang dengan tekanan intraokular yang meningkat, porfiria intermiten akut, hiperaktif kelenjar tiroid, riwayat kejang atau epilepsi, hipertiroid, atau operasi tiroid, dengan risiko hipertensi, dan takikardia.
Penggunaan ketamine diberikan dengan hati-hati pada pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal atau hati, menjalani terapi dengan obat lain, lanjut usia, anak, dan wanita hamil.[2,16,18]
Suatu literatur menyebutkan bahwa, ketamine aman diberikan untuk bayi >3 bulan, tetapi literatur lain mengkontraindikasikan penggunaan ketamine untuk bayi di bawah usia 12 bulan. Hal ini dikarenakan semakin muda usia anak atau infant, maka semakin tinggi risiko komplikasi pernafasan.[3,18]
Perlu diingat bahwa emergency phenomenon dapat terjadi, ketika efek obat ketamine menghilang. Gangguan ini berkisar antara rasa senang, atau keadaan seperti dalam mimpi, hingga halusinasi. Pasien dapat berubah cara bertindak, dan tidak berpikir secara jernih atau dengan logika. Umumnya, keadaan tersebut akan berakhir dalam waktu 2 jam, tetapi dapat pula hingga 24 jam setelah menerima ketamine. Perawatan rawat jalan pasien pasca pemberian ketamine harus didampingi dengan orang dewasa yang dipercaya dapat bertanggung jawab atas keselamatan pasien.[2,17]
Ketamine adalah obat yang berpotensi untuk disalahgunakan. Karenanya, kehati-hatian memberikan obat ini, terutama kepada seseorang dengan riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Selain itu, dosis tinggi ketamine dapat mengakibatkan gangguan fungsi motorik, hipertensi, dan gangguan respirasi yang fatal.[2,18]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini