Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Gabapentin
Penggunaan gabapentin pada kehamilan dan ibu menyusui tidak disarankan. Gabapentin telah ditemukan bersifat fetotoksik pada tikus percobaan. Obat ini juga diekskresikan di ASI dalam konsentrasi serupa konsentrasi plasma.[1,8,9]
Penggunaan pada Kehamilan
Food and Drug Administration (FDA) memasukkan gabapentin dalam kategori Z (tidak terkategori). Data yang tersedia tidak cukup untuk menyimpulkan keamanan dan risiko penggunaan obat ini selama kehamilan, tetapi telah ada laporan neonatal withdrawal syndrome.[8,9]
Gabapentin hanya digunakan jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk neuralgia postherpetik dan epilepsi sebagai terapi tambahan.[8,9]
Therapeutic Goods Administration (TGA) memasukkan gabapentin dalam kategori B3. Jumlah pasien hamil dan menyusui yang mengonsumsi obat tersebut masih terbatas; observasi pada pasien-pasien tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau risiko lain terhadap janin.[8]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Gabapentin dikeluarkan ke dalam ASI setelah pemberian peroral. Gabapentin sebaiknya hanya digunakan pada wanita menyusui jika manfaat yang didapat diketahui lebih besar daripada risikonya.[8]
Bayi yang disusui harus dipantau rasa kantuk, penambahan berat badan, dan perkembangan, terutama bila digunakan dalam kombinasi dengan obat antikonvulsan atau psikotropika lainnya. Beberapa rekomendasi menghentikan menyusui pada ibu yang mengonsumsi gabapentin.[8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini