Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Epinefrin general_alomedika 2023-01-27T14:34:25+07:00 2023-01-27T14:34:25+07:00
Epinefrin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Epinefrin

Oleh :
dr. Junita br Tarigan
Share To Social Media:

Secara farmakologi, epinefrin atau adrenalin bekerja dengan cara menstimulasi saraf simpatis melalui reseptor alfa dan beta adrenergik. Obat ini memiliki onset yang cepat dan durasi kerja yang singkat ketika diberikan secara parenteral dan intraokular.[3,6]

Farmakodinamik

Epinefrin merupakan katekolamin endogen yang dapat menstimulasi saraf simpatis melalui reseptor alfa dan beta adrenergik. Obat ini dapat meningkatkan kontraktilitas jantung, denyut jantung, dan cardiac output. Dalam dosis rendah, epinefrin memicu vasodilatasi yang dimediasi reseptor beta-2. Namun, dalam dosis tinggi, obat ini memicu vasokonstriksi dan kenaikan tekanan darah yang dimediasi reseptor alfa-1.[3]

Aksi pada reseptor alfa-1 yang menimbulkan vasokonstriksi membuat obat ini menjadi pilihan ketika terjadi hipotensi akibat syok sepsis, terutama karena onsetnya yang cepat (kurang dari 5 menit). Sementara itu, aksi terhadap reseptor beta menimbulkan relaksasi otot polos bronkus, sehingga obat ini juga dapat mengatasi sesak, wheezing, dan bronkospasme pada anafilaksis.[1,2]

Epinefrin juga dapat mengatasi urtikaria, pruritus, dan angioedema, serta mengatasi gejala gastrointestinal atau genitourinaria terkait anafilaksis karena efek relaksasinya terhadap otot polos saluran cerna, uterus, dan vesika urinaria. Sedangkan pada mata, obat ini dapat menyebabkan midriasis.[1-3]

Farmakokinetik

Epinefrin memiliki onset yang cepat dan durasi kerja yang singkat ketika diberikan secara parenteral atau intraokular. Waktu paruh efektif epinefrin ketika diberikan lewat jalur parenteral adalah kurang dari 5 menit.

Absorbsi

Epinefrin akan dimetabolisme dengan cepat di saluran gastrointestinal, sehingga obat ini tidak bisa mencapai konsentrasi yang efektif secara farmakologis bila diberikan secara peroral. Absorbsi dapat berlangsung baik lewat pemberian intramuskular dan subkutan, terutama bila difasilitasi dengan pemijatan area injeksi. Obat ini memiliki onset yang cepat, di mana waktu paruh efektifnya kurang dari 5 menit bila diberikan secara parenteral.[6]

Distribusi

Epinefrin diketahui dapat menembus sawar plasenta, tetapi tidak dapat menembus sawar darah otak. Obat ini juga diperkirakan dapat diekskresikan ke dalam ASI, tetapi data yang tersedia masih inkonklusif.[3,6]

Metabolisme

Efek farmakologis biasanya terhenti karena obat diambil dan dimetabolisme di nerve ending simpatis. Sebagian besar epinefrin akan dimetabolisme dan hanya sedikit yang akan diekskresikan dalam bentuk tidak berubah. Epinefrin dimetabolisme menjadi metabolit inaktif, yaitu vanillylmandelic acid oleh monoamine oxidase (MAO) dan oleh  catechol-O-methyl transferase (COMT) di liver dan jaringan lain.[3,6]

Eliminasi

Sekitar 40% epinefrin akan diekskresikan lewat urine dan sebagian besar diekskresikan dalam bentuk metabolit inaktif.[3,6]

Resistensi

Kasus resistensi epinefrin sangat jarang terjadi. Resistensi epinefrin pernah dilaporkan pada pasien yang mengalami pseudohipoparatiroid.[7]

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. MIMS. Epinephrine. 2023. https://www.mims.com/malaysia/drug/info/epinephrine?mtype=generic
2. Medscape. Epinephrine (Rx). 2023. http://reference.medscape.com/drug/epipen-jr-epinephrine-342437
3. U.S. Food and Drug Administration. Epinephrine Injection USP. 2016. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2016/205029s004lbl.pdf
6. Drugs.com. Epinephrine. 2023. https://www.drugs.com/monograph/epinephrine.html
7. Al-Salameh A, Despert F, Kottler ML, et al. Resistance to epinephrine and hypersensitivity (hyperresponsiveness) to CB1 antagonists in a patient with pseudohypoparathyroidism type Ic. Eur J Endocrinol. 2010;162(4):819-824. doi:10.1530/EJE-09-0951

Pendahuluan Epinefrin
Formulasi Epinefrin

Artikel Terkait

  • Pemberian Epinefrin yang Tepat untuk Kasus Anafilaksis
    Pemberian Epinefrin yang Tepat untuk Kasus Anafilaksis
  • Reaksi Alergi dan Anafilaksis terkait Vaksin COVID-19
    Reaksi Alergi dan Anafilaksis terkait Vaksin COVID-19
  • Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
    Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
  • Penggunaan Epinefrin dengan Anestesi Lokal di Jari Tangan dan Kaki Aman
    Penggunaan Epinefrin dengan Anestesi Lokal di Jari Tangan dan Kaki Aman
  • Omalizumab untuk Penanganan Berbagai Alergi Makanan
    Omalizumab untuk Penanganan Berbagai Alergi Makanan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 Februari 2025, 22:07
Pemberian epinefrin apakah boleh diberikan IM pada henti jantung henti napas
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Alo dokter. izin menanyakan jika pasien anak datang dgn kondisi henti jantung henti nafas, namun akses iv/io sulit ditemukan dan tidak terpasang ett...
dr.fahmi abadi
Dibalas 04 Desember 2024, 14:16
Urtikaria dan takikardi tidak disertai dengan sesak dan pembengkakan di area mukosa
Oleh: dr.fahmi abadi
2 Balasan
Ijin bertanya dokter.Saya ada pasien dengan urtikaria.Saat di lakukan pemeriksaan HR nya 120 x.Di EKG irama regular.Sesak di sangkal.Pembengkakan area mukosa...
dr. Radi Prawira Darma
Dibalas 16 Oktober 2024, 16:45
Reaksi anafilaktik setelah pemberian injeksi ranitidin
Oleh: dr. Radi Prawira Darma
1 Balasan
Alo dokter. Izin Bertanya, saya memiliki pasien di klinik wanita usia 65 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati(+), mual (+), muntah (-), dan nyeri perut...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.