Formulasi Phenytoin
Formulasi phenytoin atau fenitoin umumnya adalah garam phenytoin sodium dalam kapsul atau solusio injeksi. Di beberapa negara lain, phenytoin juga tersedia dalam bentuk suspensi oral dan tablet kunyah oral. Akan tetapi, phenytoin yang tersedia di Indonesia saat ini adalah phenytoin kapsul dan solusio injeksi.
Bentuk Sediaan
Sediaan phenytoin yang tersedia di Indonesia adalah kapsul 30 mg dan kapsul 100 mg. Sediaan dapat berupa kapsul lepas lambat (salut enterik/enteric coated) maupun lepas cepat. Selain itu, tersedia juga phenytoin solusio injeksi dengan kadar 50 mg/ml. Solusio injeksi ini dikemas dalam bentuk ampul (vial) 2 ml atau 5 ml.[4]
Cara Penggunaan
Phenytoin dapat diberikan secara peroral maupun intravena. Dokter dapat memutuskan rute yang paling sesuai berdasarkan kondisi masing–masing pasien.
Penggunaan Peroral
Phenytoin oral dikonsumsi bersama makanan. Pada pasien dengan nasogastric tube (NGT) atau jalur makan enteral lainnya, makanan sebaiknya tidak diberikan dalam dua jam sebelum atau sesudah mengonsumsi obat. Pada penggunaan yang mengharuskan untuk digerus, seperti lewat NGT, gunakan sediaan lepas cepat. Pemberian obat dan waktu makan diusahakan selalu sama dari hari ke hari.[4]
Dosis dan jenis phenytoin yang digunakan sebaiknya tidak diubah tanpa pertimbangan yang jelas. Kadar phenytoin serum yang stabil umumnya baru tercapai setelah 7–10 hari, sehingga penyesuaian dosis dilakukan setelah jangka waktu tersebut.
Perubahan dosis harian phenytoin (meskipun minor) dapat mengubah kadar phenytoin serum secara signifikan. Oleh karena itu, dosis tidak boleh ditingkatkan maupun dihentikan secara tiba–tiba. Penghentian phenytoin harus dilakukan perlahan (kecuali bila ada kondisi mengancam nyawa) karena penghentian secara tiba–tiba dapat memicu kejang.[4,5,7]
Penggunaan Intravena
Untuk mengatasi status epileptikus, phenytoin bisa diberikan secara intravena dengan kecepatan perlahan (25–50 mg/menit). Phenytoin harus diencerkan terlebih dahulu (1–10 mg/ml) dengan cairan normal saline atau ringer laktat. Setelah dipersiapkan, phenytoin harus segera digunakan.[5,7]
Jalur intramuskular (IM) tidak disarankan karena absorbsinya tidak dapat diprediksi dan efek sampingnya (nyeri) cukup mengganggu. Selain itu, obat dapat bekerja langsung di otot sehingga tidak mencapai organ targetnya, yaitu otak.
Sediaan injeksi biasanya mengandung fosphenytoin yang lebih larut daripada phenytoin sodium. Akan tetapi, meskipun fosphenytoin dapat digunakan secara IM, jalur intravena (IV) tetap menjadi pilihan untuk mengatasi status epileptikus.[5,7]
Cara Penyimpanan
Phenytoin kapsul disimpan dalam suhu <30OC dan harus dihindarkan dari cahaya dan udara lembab. Kapsul yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum. Phenytoin injeksi dapat disimpan dalam suhu 15–30OC dan sebaiknya tidak dibekukan.[4]
Kombinasi dengan Obat Lain
Phenytoin kapsul dapat digunakan untuk mengatasi kejang parsial kompleks dalam kombinasi dengan phenobarbital. Dosis kombinasi yang biasanya ditemukan adalah phenobarbital 30 mg dan phenytoin 100 mg.[11]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli