Efek Samping dan Interaksi Obat Estazolam
Efek samping estazolam yang sering terjadi adalah efek samping pada sistem saraf pusat, misalnya mengantuk dan nyeri kepala. Selain itu, pasien yang mengonsumsi estazolam juga dapat mengalami toleransi dan ketergantungan. Interaksi obat estazolam yang perlu diwaspadai adalah dengan obat yang bekerja sebagai depresan sistem saraf pusat lain, misalnya alkohol dan benzodiazepine.[1,3,5]
Efek Samping
Efek samping dalam penggunaan estazolam terutama adalah efek pada sistem saraf pusat, yaitu mengantuk dan nyeri kepala. Reaksi alergi jarang terjadi, apabila didapatkan reaksi alergi maka penggunaan obat harus dihentikan.[3,5]
Efek samping yang dapat terjadi adalah:
- Sistem saraf pusat dan perifer: mengantuk, pusing, ketidakseimbangan, penurunan gerakan tubuh, perubahan status mental, kesulitan dalam membuat perencanaan
- Saluran cerna: mulut kering, mual, muntah
- Sistem muskuloskeletal: arthralgia, myalgia, jerking pada ekstremitas
- Sistem respirasi: batuk
- Mata: gangguan visus, iritasi mata
- Sistem urogenital: hematuria, nokturia, oligouria[1,3,5]
Selain itu, estazolam juga dapat menyebabkan ketergantungan dalam penggunaan jangka panjang dan gejala putus zat apabila dihentikan secara mendadak saat mengonsumsi obat dalam dosis tinggi.[3,5]
Overdosis
Gejala overdosis pada pemakaian estazolam adalah depresi sistem saraf pusat, gangguan koordinasi, kesulitan bicara, somnolen hingga koma. Tindakan dalam mengatasi overdosis estazolam adalah suportif. Tanda vital dan kondisi medis umum seperti respirasi, tekanan darah, dan laju nadi pada pasien perlu dievaluasi sebelum memberikan terapi.
Kumbah lambung dapat dilakukan ketika ingesti terjadi dalam 1 jam, sadar penuh dengan refleks muntah yang baik. Pada kondisi hipotensi, klinisi perlu memasang akses vena dan memberikan terapi cairan.
Flumazenil mungkin bermanfaat dalam menurunkan efek sedatif, namun penggunaan obat ini berpotensi memperburuk kondisi neurologis pasien, misalnya kejang. Tindakan hemodialisis belum menunjukkan manfaat berarti untuk pasien sehingga tidak disarankan apabila tidak ada indikasi jelas.[3,5]
Interaksi Obat
Interaksi obat estazolam terjadi akibat penggunaan bersamaan dengan obat yang juga dimetabolisme oleh CYP3A4. Estazolam tidak menghambat isoenzim lain (misalnya 1A2, 2A6, 2C9, 2C19, 2D6, 2E1, atau 3A) sehingga tidak ada interaksi dengan obat yang dimetabolisme pada enzim tersebut. Secara umum, interaksi estazolam adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan efek obat: Alkohol, antikonvulsan, antihistamin, psikotropika, monoamin oksidase inhibitor, analgesik opiat, sedatif lain
- Meningkatkan konsentrasi plasma: Itraconazole, ketoconazole, cimetidine, fluvoxamine, isoniazid, serta penghambat kanal kalsium seperti diltiazem, nifedipine, nicardipine, dan verapamil
- Menurunkan konsentrasi plasma: Barbiturat, carbamazepine, phenytoin, dan rifampicin[2,3,5]