Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Cephalexin
Penggunaan cephalexin pada kehamilan masuk dalam kategori B oleh FDA dan kategori A oleh TGA. Penggunaan pada ibu menyusui diperbolehkan walaupun cephalexin dilaporkan disekresikan dalam jumlah minimal ke ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
Menurut Food and Drug Administration (FDA), cephalexin masuk dalam kategori B. Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[4]
Sementara Therapeutic Goods Administration (TGA) memasukan cephalexin ke dalam kategori A. Obat ini telah dikonsumsi oleh banyak wanita hamil dan wanita usia reproduktif, tetapi tidak menunjukkan peningkatan frekuensi malformasi atau dampak buruk pada fetus.[5]
Hasil penelitian pada tikus yang diberikan cephalexin monohidrat dalam dosis 1,5 kali dosis manusia menunjukan bahwa cephalexin tidak membahayakan janin. Belum ada studi khusus pada wanita hamil, sehingga penggunaan cephalexin hanya sebaiknya tetap berhati-hati.[4]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan cephalexin pada ibu menyusui diperbolehkan. Data yang ada menunjukkan bahwa obat ini disekresikan di ASI dalam kadar minimal dan dianggap cukup aman pada infant yang menyusu dari ibu. Cephalexin dapat digunakan sebagai antibiotik alternatif pada kasus mastitis.
Meski demikian, perlu diketahui bahwa perubahan pada flora normal gastrointestinal infant pernah dilaporkan akibat penggunaan sefalosporin. Hal ini menyebabkan diare dan infeksi jamur. Selain itu, pernah juga dilaporkan reaksi alergi berat pada infant yang menyusu.[6]