Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
annisa-meidina 2024-02-20T14:03:38+07:00 2024-02-20T14:03:38+07:00
Linezolid
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Linezolid

Oleh :
dr.Novita Mawar Hadini, Sp.FK
Share To Social Media:

Linezolid adalah antibiotik yang digunakan pada infeksi akibat methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan vancomycin resistant Enterococcus (VRE), misalnya pada pneumonia dan selulitis, serta pada tuberkulosis resisten obat. Linezolid merupakan obat golongan oxazolidinone yang bekerja dengan mengikat 23S RNA ribosom dari subunit 50S untuk mencegah perkembangan bakteri.

Linezolid diindikasikan untuk menangani pneumonia yang disebabkan infeksi bakteri Staphylococcus aureus, bakteremia yang disebabkan VRE, infeksi kulit komplikata, dan meningitis. Linezolid saat ini juga diindikasikan untuk pasien tuberkulosis resisten obat (TBRO), antara lain MDR-TB (Multidrug Resistant TB) dan XDR-TB (Extensively Resistant TB).[1,2]

Linezolid memiliki efikasi yang baik untuk mengeradikasi bakteri tuberkulosis, namun juga memiliki efek samping anemia. Sebuah penelitian di Cina menemukan efek samping anemia terjadi pada 38,1% pasien yang mengonsumsi linezolid.

Mekanisme terjadinya efek samping anemia masih belum diketahui dengan pasti. Teori yang berkembang menyebutkan bahwa linezolid dapat menginduksi penekanan sumsum tulang belakang dan menyebabkan produksi sel darah merah menurun. Teori lain menyebutkan linezolid memicu reaksi imun yang menyebabkan rusaknya sel darah merah.[3,4]

Linezolid meningkatkan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan dengan buspirone, pethidine, maupun obat antidepresan. Terdapat peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan dengan obat antidiabetes, seperti glimepiride.[2,3]

Jika menggunakan linezolid, pantau ketat gejala neurotoksisitas, terutama jika menggunakan linezolid lebih dari 28 hari. Tes darah lengkap dapat diperlukan untuk memantau reaksi penekanan sumsum tulang akibat konsumsi linezolid.[1,2,7,8]

Di Indonesia, linezolid tersedia dalam merek dagang Kabizolid®, Zyvox®, dan Linetero®.[5]

Tabel 1. Deskripsi Singkat Linezolid

Perihal Deskripsi
Kelas Antiinfeksi[3]
Subkelas Antibakteri[3]
Akses Obat resep[5]
Wanita hamil

Kategori FDA: C[2,7]

Kategori TGA: B3[2,7]

Wanita menyusui Linezolid dapat dikeluarkan ke ASI[2,7]
Anak-anak Dapat digunakan pada anak dengan rentang usia 0-17 tahun[2]
FDA

Approved[2]

Referensi

1. BPOM. Zyvox. 2021. https://registrasiobat.pom.go.id/files/assesment-reports/01702871912.pdf
2. Drugs.com. Linezolid. 2023. https://www.drugs.com/monograph/linezolid.html
3. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 441401, Linezolid. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Linezolid. Accessed Feb. 3, 2024.
4. Pratama NYI, Zulkarnain BS, Soedarsono, Fatmawati U. Hematological side effect analysis of linezolid in MDR-TB patients with individual therapy. Journal of Basic and Clinical Physiology and Pharmacology. 2021;32(4). https://unair.ac.id/analisis-faktor-resiko-efek-samping-linezolid-dalam-upaya-meminimalisir-terjadinya-anemia-pada-pasien-tb-resisten-obat/
5. BPOM. Cek BPOM. 2024. https://cekbpom.pom.go.id/search_home_produk
7. Medscape. Linezolid. 2024. https://reference.medscape.com/drug/zyvox-linezolid-342574#5
8. Lin B, Hu Y, Xu P, Xu T, Chen C, He L, et al. Expert consensus statement on therapeutic drug monitoring and individualization of linezolid. Front. Public Health. 2022; 10. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpubh.2022.967311/full

Farmakologi Linezolid

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 April 2025, 07:58
Kapan kita berikan terapi farmakologi pada pasien bayi dengan keluhan pilek?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya. Bagaimana memulai terapi farmakologi pasien bayi dgn keluhan pilek, bersin? Kapan dikombinasi dengan irigasi nasal dok?
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 20 Februari 2025, 07:40
Terapi Dini Common Cold dengan Obat Kumur Antiseptik - Artikel Alomedika
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Di musim hujan seperti saat ini, kasus common cold meningkat akibat tingginya kelembapan yang mendukung pertumbuhan virus dan bakteri. Salah satu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.