Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Linezolid
Penggunaan linezolid pada kehamilan masuk dalam kategori C menurut FDA. Pada ibu menyusui, linezolid dikeluarkan ke ASI dalam jumlah terbatas.[2,11]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan kategori dari Food and Drug Administration (FDA), linezolid termasuk dalam kategori C. Ini berarti obat dapat digunakan secara hati-hati apabila keuntungannya melebihi risiko yang mungkin ditimbulkan. Studi pada hewan menunjukkan risiko teratogenik, dan belum ada penelitian studi kontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Berdasarkan kategori Therapeutic Goods Administration (TGA), linezolid masuk dalam kategori B3. Obat telah digunakan pada wanita hamil dan wanita usia produktif dalam populasi terbatas, tanpa bukti kenaikan frekuensi malformasi atau efek merugikan lain secara langsung atau tidak langsung pada fetus. Namun, penelitian pada hewan menunjukkan adanya bukti gangguan pada fetus. Signifikansi kejadian malformasi fetus pada hewan ini dianggap belum pasti terjadi pada manusia.[2,7]
Pada tikus dan kelinci, linezolid tidak bersifat teratogenik. Namun, toksisitas embriofetal telah dilaporkan, termasuk kematian embrio pasca implantasi, penurunan berat badan janin, peningkatan insiden fusi tulang rawan kosta, dan penurunan osifikasi.[2]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Linezolid diekskresikan ke dalam ASI dalam konsentrasi yang dianggap berpotensi efektif melawan strain stafilokokus yang ditemukan pada mastitis. Selain itu, data yang terbatas menunjukkan bahwa dosis maksimum yang akan diterima bayi melalui ASI hanya 6 hingga 9% dari dosis standar bayi, sehingga kadar serum bayi yang dihasilkan tidak signifikan.
Jika linezolid dibutuhkan oleh ibu, penggunaan linezolid dianggap cukup aman dan bukan menjadi alasan untuk berhenti menyusui. Meski begitu, diperlukan pemantauan bayi untuk kemungkinan efek pada saluran pencernaan, seperti diare dan muntah.
Perlu dicatat bahwa karena hanya ada sedikit publikasi mengenai penggunaan linezolid selama menyusui, obat alternatif lebih disukai, terutama saat menyusui bayi baru lahir atau bayi prematur.[11]