Farmakologi Moxifloxacin
Farmakologi moxifloxacin adalah sebagai antibiotik spektrum luas yang merupakan inhibitor DNA girase dan topoisomerase.
Farmakodinamik
Moxifloxacin memiliki aktivitas bakterisidal secara in vitro yang luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Sifat bakterisidal moxifloxacin berasal dari inhibisi topoisomerase II (DNA gyrase) dan topoisomerase IV yang dibutuhkan untuk replikasi, transkripsi, perbaikan, dan rekombinasi DNA bakteri.[3]
Farmakokinetik
Aspek farmakokinetik moxifloxacin yang diberikan per oral sangat baik. Absorpsi tidak dipengaruhi oleh adanya makanan tinggi lemak.
Absorpsi
Moxifloxacin yang diberikan per oral dapat diabsorpsi dengan baik. Bioavailabilitas absolut moxifloxacin mencapai 90%.
Pemberian bersama makanan tinggi lemak (500 kalori dari lemak) tidak mempengaruhi proses absorpsi moxifloxacin. Jika diminum bersama segelas yogurt, absorpsi juga tidak terpengaruh secara signifikan.
Konsentrasi obat di plasma meningkat secara proporsional dengan peningkatan dosis obat. Waktu paruh plasma dicapai dalam 12±1,3 jam. Kadar yang stabil di plasma dapat dicapai setelah pemberian selama tiga hari dengan dosis 400 mg per hari.[2,3]
Distribusi
Moxifloxacin yang terikat pada protein serum mencapai 30-50%. Volume distribusi moxifloxacin mencapai 1,7-2,7 L/kg. Moxifloxacin didistribusikan secara luas di seluruh tubuh, dengan kadar pada jaringan umumnya lebih tinggi dibanding plasma. Moxifloxacin dapat dideteksi pada saliva, sekret nasal dan bronkus, mukosa sinus, jaringan subkutan, otot skeletal, dan jaringan abdominal, baik melalui rute per oral atau pun intravena dengan dosis 400 mg. [3]
Metabolisme
Sekitar 52% dari dosis oral atau intravena moxifloxacin dimetabolisme melalui konjugasi glukuronida dan sulfat. Sistem sitokrom P450 tidak berperan pada metabolisme moxifloxacin, sehingga moxifloxacin tidak mempengaruhi farmakokinetik obat-obatan yang dimetabolisme oleh enzim ini.
Oleh sebab itu, moxifloxacin menjadi kandidat yang baik sebagai terapi lini kedua pada pasien tuberkulosis paru dengan infeksi HIV karena tidak mempengaruhi metabolisme obat antiretroviral bila dikonsumsi secara bersamaan.[3,8,12]
Sekitar 38% moxifloxacin diubah menjadi konjugat sulfat (M1) dan dieliminasi utamanya melalui feses. Sedangkan 14% dari dosis oral atau intravena dikonversi menjadi konjugat glukuronida (M2) yang diekskresikan melalui urin.[3]
Ekskresi
Ekskresi moxifloxacin adalah melalui saluran pencernaan dan saluran kemih. Sekitar 45% dari dosis oral atau intravena moxifloxacin diekskresikan dalam bentuk yang tidak berubah (sekitar 20% di urin dan 25% melalui feses). Nilai mean (± SD) dari total body clearance dan renal clearance adalah 12 ± 2 L/jam dan 2.6 ± 0.5 L/jam.[2,3]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja