Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Moxifloxacin
Penggunaan moxifloxacin pada kehamilan dan menyusui tidak disarankan karena moxifloxacin termasuk dalam kategori C oleh FDA dan B3 oleh TGA. Belum ada data mengenai risiko akibat obat tersebut pada ibu hamil, menyusui, dan janin/bayi.[3,6]
Penggunaan pada Kehamilan
Moxifloxacin tergolong obat kategori C menurut FDA, karena belum ada studi yang adekuat yang telah dilakukan pada wanita hamil, sehingga pemberian hanya dilakukan bila manfaat dianggap lebih besar dari kemungkinan risiko yang timbul.
Studi pada hewan coba tidak mengindikasikan sifat teratogenik saat organogenesis pada rute pemberian per oral maupun intravena. Namun, ditemukan peningkatan toksisitas yang berupa penurunan berat janin dan keterlambatan pertumbuhan tulang pada fetus hewan coba.[3]
Bila ibu mengalami pneumonia, eksaserbasi bakteri akut pada bronkitis kronis, rhinosinusitis bakterial, konjungtivitis bakterial, infeksi kulit, atau infeksi intraabdomen, sebaiknya mempertimbangkan pilihan terapi lain yang sudah terbukti keamanannya bagi ibu hamil.[6]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Moxifloxacin diekskresikan pada air susu tikus, dan diduga juga diekskresikan pada ASI. Karena dikhawatirkan akan timbul efek samping yang serius pada bayi yang menyusu dari ibu yang sedang mengonsumsi moxifloxacin, maka perlu dipertimbangkan penghentian obat atau pemberian ASI dengan menimbang rasio manfaat dan risiko.[3]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja