Kontraindikasi dan Peringatan Fluconazole
Kontraindikasi fluconazole adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap obat ini. Peringatan penggunaan fluconazole adalah terkait hepatotoksisitas dan risiko reaksi alergi.
Kontraindikasi
Kontraindikasi fluconazole adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap fluconazole atau komponen azol. Pasien hamil juga sebaiknya tidak diberikan fluconazole, karena meningkatkan risiko abortus spontan dan kelainan jantung kongenital
Fluconazole juga tidak boleh diberikan bersama obat lain yang dapat memperpanjang interval QT dan dimetabolisme oleh enzim CYP3A4, seperti cisapride, astemizole, pimozide, dan quinidine.[1,7,13]
Peringatan
Peringatan pada penggunaan fluconazole diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hepar, terhadap kemungkinan reaksi hipersensitivitas, dan pada kehamilan. Peringatan juga diberikan pada beberapa kondisi-kondisi lain, seperti pasien proaritmia, gangguan ginjal, dan riwayat malabsorpsi glukosa atau galaktosa.
Hepatotoksisitas
Peringatan untuk penggunaan fluconazole diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hepar. Fluconazole dihubungkan dengan hepatotoksisitas berat, bahkan dapat menyebabkan kematian pada pasien dengan komorbiditas. Pemeriksaan fungsi hati sebaiknya dilakukan pada pasien yang menerima terapi fluconazole. Jika terjadi gejala gangguan hati, hentikan pemberian fluconazole.[1,4]
Reaksi Hipersensitivitas
Penggunaan fluconazole dapat mengakibatkan reaksi anafilaksis, walaupun jarang. Selain itu reaksi kulit juga pernah dilaporkan akibat pemakaian fluconazole. Pasien yang mengalami ruam selama penggunaan fluconazole harus dimonitor secara ketat, karena ada risiko timbul sindrom Stevens-Johnson. Obat harus dihentikan segera jika lesi kulit berlanjut.[1,13]
Kehamilan
Jika fluconazole digunakan pada kehamilan, atau jika pasien hamil dalam masa terapi dengan fluconazole, dokter perlu menjelaskan potensi bahaya yang dapat terjadi pada janin. Sebaiknya, pasien usia reproduktif menggunakan kontrasepsi selama menjalani pengobatan dengan fluconazole, hingga 1 minggu sejak dosis terakhir.[12]
Sebuah studi kasus kontrol melaporkan peningkatan risiko terjadinya abortus spontan dan kelainan jantung kongenital pada bayi yang ibunya menerima fluconazole pada trimester pertama, baik dengan dosis <150 mg maupun >150 mg.[16]
Kondisi Lainnya
Perhatian khusus juga perlu diberikan pada pasien dengan kondisi proaritmia, sebab fluconazole dapat mengakibatkan perpanjangan interval QT. Gangguan ginjal, intoleransi fruktosa herediter, malabsorpsi glukosa atau galaktosa, dan defisiensi sukrase-isomaltase juga merupakan kondisi-kondisi yang perlu mendapat perhatian khusus.[1,4]
Hindari mengemudi atau mengoperasikan mesin setelah penggunaan fluconazole, karena mungkin terjadi pusing/dizziness atau kejang.[1,13]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra