Kontraindikasi dan Peringatan Peginterferon Alfa-2a
Kontraindikasi peginterferon alfa-2a adalah hipersensitivitas terhadap obat ini, hepatitis autoimun, dekompensasi hepar pada pasien sirosis dengan atau tanpa koinfeksi HIV, bayi dan neonatus, serta kehamilan. Peringatan perlu diberikan kepada pasien yang juga memiliki gangguan neuropsikiatri, autoimun, dan yang mengonsumsi obat hepatitis C yang lain.[1,6,7,12]
Kontraindikasi
Kontraindikasi peginterferon alfa-2a adalah hipersensitivitas terhadap komponennya, hepatitis autoimun, dekompensasi hepar (Child-Pugh >6) pada pasien sirosis dengan atau tanpa koinfeksi HIV, dan bayi berusia <5 tahun.
Selain itu, terapi kombinasi bersama ribavirin juga dikontraindikasikan pada wanita hamil dan pasangan prianya. Obat ini sebaiknya dihindari pada gangguan hemoglobinopati, yaitu thalasemia mayor dan sickle-cell anemia.[6,12]
Peringatan
Peginterferon alfa-2a dapat menyebabkan gangguan neuropsikiatri, autoimun, iskemik, dan juga penyakit infeksi yang fatal. Monitoring ketat perlu dilakukan selama proses pengobatan. Penghentian obat dapat dilakukan bila terdapat gejala persisten yang memberat. Pada beberapa kasus, gejala dapat hilang setelah obat dihentikan.[1,7]
Gangguan neuropsikiatri yang dapat muncul adalah depresi, keinginan bunuh diri, gejala manik, bipolar, gangguan perilaku agresif, dan kejang. Pasien hepatitis C kronik yang memiliki riwayat konsumsi psikotropika dan memiliki riwayat gangguan jiwa dikontraindikasikan menggunakan peginterferon alfa-2a, karena risiko gangguan psikiatri lebih tinggi.[7,12]
Penggunaan peginterferon alfa-2a selama 48 minggu pada orang dengan usia <17 tahun memiliki kemungkinan efek samping penurunan berat badan dan gangguan pertumbuhan. Dalam hal ini, masih belum diketahui apakah efek ini bersifat reversible atau irreversible.[7,12]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini