Formulasi Rituximab
Formulasi rituximab yang tersedia di Indonesia saat ini hanya dalam bentuk parenteral berupa vial yang berisi larutan injeksi. Terdapat zat tambahan yang terkandung dalam satu vial rituximab, yaitu NaCl, sodium citrate dihydrate, polysorbate 80, dan hydrochloric acid.[11,17,18]
Bentuk Sediaan
Sediaan rituximab yang tersedia di Indonesia adalah larutan injeksi dalam vial. Rituximab tampak sebagai cairan yang jernih, tidak berwarna, tanpa pengawet, dan steril untuk infus. Terdapat sediaan berikut:
- Vial 10 mL yang mengandung rituximab 100 mg
- Cial 50 ml yang mengandung rituximab 500 mg [11,17]
Cara Penggunaan
Rituximab hanya diberikan secara intravena. Sebelum pemberian infus pertama kali, semua pasien perlu diskrining terkait adanya infeksi virus hepatitis B.
Lakukan inspeksi terhadap adanya endapan dan perubahan warna. Rituximab harusnya jernih dan tidak ada endapan. Ambil dosis yang diinginkan dari vial, kemudian lakukan rekonstitusi dengan pengenceran hingga konsentrasi 1-4 mg/mL dalam tabung infus yang berisi cairan salin normal atau dextrose 5%. Balik botol infus untuk mencampurkan obat secara rata. Jangan campur atau encerkan dengan obat lain. Buang sisa obat yang tidak terpakai dalam vial.[9]
Cara Penyimpanan
Sedian injeksi rituximab pada vial yang belum dibuka disimpan di dalam kulkas pada suhu 2−8ºC. Jangan dimasukkan ke dalam freezer ataupun dikocok.
Larutan yang yang akan digunakan untuk infus intravena dapat disimpan pada suhu 2−8ºC selama 24 jam. Larutan untuk injeksi subkutan dapat disimpan antara 2−8ºC selama 48 jam. Penyimpanan harus dihindari dari cahaya dan sinar matahari langsung.[10,12,18]