Pengawasan Klinis Rituximab
Pengawasan klinis diperlukan pada penggunaan rituximab selama dan setelah pemberian. Reaksi infus yang berat hingga menyebabkan kematian telah dilaporkan, dan mayoritas terjadi pada pemberian obat pertama kali. Selain itu, pemantauan juga diperlukan terkait infeksi virus hepatitis B sebelum memulai terapi untuk mencegah reaktivasi yang bisa berujung fatal.
Selama dan setelah infus berlangsung, lakukan pemantauan terkait risiko reaksi infus, hipersensitivitas, dan efek kardiovaskular. Waspadai kemungkinan timbulnya tumor lysis syndrome, progressive multifocal leukoencephalopathy (PML), serta obstruksi dan perforasi usus.
Pada pasien yang dianggap perlu, lakukan pengukuran parameter laboratorium seperti fungsi ginjal, penanda jantung, serta kadar elektrolit. Elektrokardiografi (EKG) diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami aritmia akibat rituximab.[9,10,12,21]