Kontraindikasi dan Peringatan Rituximab
Kontraindikasi rituximab adalah pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap obat, sedang menderita infeksi aktif, dan keadaan imunokompromais yang berat. Peringatan rituximab adalah terkait adanya risiko reaksi infus yang fatal, efek samping mukokutaneus berat, dan reaktivasi virus hepatitis B yang fatal.[9,12]
Kontraindikasi
Rituximab jangan diberikan pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap obat ini atau komponen lain dalam sediaan. Rituximab juga kontraindikasi pada pasien dengan infeksi akut atau berat seperti tuberkulosis dan sepsis, pasien yang mengalami infeksi oportunistik, dan keadaan imunokompromais berat lain.
Penggunaan rituximab tidak disarankan pada pasien dengan gagal jantung berat atau yang tidak terkontrol, serta pasien yang sedang menyusui.[10,12,20]
Peringatan
Penggunaan rituximab telah dikaitkan dengan berbagai efek fatal meskipun frekuensinya jarang. Pemantauan ketat dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien.
Reaksi Infus
Rituximab telah dilaporkan menyebabkan reaksi infus yang bersifat fatal dan menyebabkan kematian. Mayoritas kasus terjadi pada penggunaan obat pertama kali. Oleh karenanya, lakukan pemantauan selama infus sedang berjalan.
Reaktivasi Hepatitis B
Rituximab juga telah dilaporkan menyebabkan reaktivasi virus hepatitis B yang berujung pada hepatitis fulminan, gagal hepar, hingga kematian. Perlu dilakukan skrining infeksi hepatitis B sebelum memulai terapi.
Reaksi Mukokutan Berat
Rituximab telah dihubungkan dengan reaksi mukokutan berat yang bisa berujung fatal. Reaksi ini mencakup pemfigus paraneoplastik, sindrom Stevens-Johnson, dermatitis lichenoid, dermatitis vesikobulosa, dan toxic epidermal necrolysis. Hentikan pemakaian rituximab jika ada tanda dan gejala reaksi mukokutaneus tersebut.
Efek Neurologis
Ada kemungkinan terjadi progressive multifocal leukoencephalopathy (PML) pada pemakaian rituximab. Kondisi ini perlu dicurigai pada pasien yang mengalami manifestasi neurologi setelah penggunaan rituximab.
Tumor Lysis Syndrome
Rituximab juga berpotensi menyebabkan tumor lysis syndrome yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut, hiperkalemia, hipokalsemia, hiperurisemia, dan hiperfosfatemia.
Efek Kardiovaskular
Rituximab dapat menyebabkan efek kardiovaskular berat seperti fibrilasi ventrikel, infark miokard, dan syok kardiogenik. Apabila hal ini dicurigai, maka infus harus segera dihentikan. Lakukan pemantauan selama dan setelah pemberian rituximab.
Obstruksi dan Perforasi Usus
Obstruksi dan perforasi usus perlu dicurigai pada pasien yang mendapat rituximab dan mengalami nyeri abdomen dan muntah berulang.
Imunisasi.
Pemberian vaksin hidup sebaiknya ditunda sebelum atau selama pasien mendapat rituximab.[9,10,12]