Efek Samping dan Interaksi Obat Fludarabin
Efek samping fludarabin yang umum dijumpai adalah supresi sumsum tulang, leukopenia, infeksi, demam, mual, muntah, diare, nyeri kepala, rasa lelah, dan ruam kulit.[2] Potensi efek samping berupa toksisitas hematologi dan sistem saraf pusat perlu diwaspadai. Selain itu, interaksi obat dengan pentostatin dapat meningkatkan risiko toksisitas pulmonal yang fatal.[3]
Efek Samping
Efek samping fludarabin yang paling umum adalah mielosupresi (neutropenia, trombositopenia, dan anemia), demam, menggigil, lelah, kelemahan, infeksi, pneumonia, batuk, mual, muntah, dan diare. Efek samping lain yang juga banyak dilaporkan adalah malaise, mukositis, dan anoreksia. Selain itu, infeksi oportunistik juga pernah dilaporkan pada pasien leukemia yang mendapat fludarabin.[3]
Hematologi
Mielosupresi, termasuk neutropenia, trombositopenia, dan anemia dapat timbul akibat penggunaan fludarabin. Mielosupresi dapat bersifat berat dan mempengaruhi lebih dari satu jenis sel. Pansitopenia juga pernah dilaporkan, bahkan hingga menyebabkan kematian.
Reaksi autoimun seperti anemia hemolitik, autoimmune thrombocytopenia/ thrombocytopenic purpura (ITP), sindrom Evans, dan hemofilia didapat juga pernah dilaporkan pada penggunaan fludarabin. Kebanyakan pasien yang mengalami efek samping hematologi dilaporkan mengalami reaksi hematologi kembali ketika fludarabin dicoba untuk diberikan ulang.[3,11]
Infeksi
Infeksi yang fatal dan serius telah dilaporkan pada pasien yang mendapat fludarabin. Hal ini mencakup infeksi oportunistik dan reaktivasi virus laten misalnya virus varicella dan Epstein-Barr. Selain itu, leukoensefalopati akibat virus John Cunningham (JC) juga pernah dilaporkan.[3]
Metabolik
Sindrom lisis tumor dapat terjadi pada penggunaan fludarabin. Hal ini mencakup hiperurisemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik, hiperkalemia, hematuria, kristaluria urat, dan gagal ginjal.[3]
Sistem Saraf
Pada dosis yang direkomendasikan, neurotoksisitas pernah dilaporkan muncul dalam bentuk kelemahan, agitasi, konfusi, kejang, gangguan visus, neuritis optik, neuropati optik, kebutaan, dan koma.[3]
Sistem Pernapasan
Efek samping sistem pernapasan yang umum ditemukan pada pasien leukemia yang mendapat fludarabin adalah pneumonia. Selain itu, pasien dapat mengalami hipersensitivitas pulmonal yang ditandai dengan sesak, batuk, dan infiltrat paru.
Toksisitas pulmonal berat dapat muncul dalam bentuk acute respiratory distress syndrome, perdarahan paru, fibrosis paru, pneumonitis, dan gagal napas.[3]
Gastrointestinal
Keluhan gastrointestinal adalah salah satu yang paling banyak muncul pada penggunaan fludarabin. Keluhan dapat berupa mual, muntah, diare, anoreksia, stomatitis, dan perdarahan saluran cerna.[3]
Kardiovaskular
Edema adalah efek samping kardiovaskular yang sering dilaporkan. Selain itu, dapat timbul efusi perikardium, gagal jantung, dan aritmia.[3]
Genitourinaria
Sistitis hemoragik pernah dilaporkan pada penggunaan fludarabin.[3]
Kulit
Ruam kulit adalah efek samping dermatologi yang paling sering dilaporkan. Selain itu, juga telah dilaporkan eritema multiforme, sindroma Stevens Johnson, toxic epidermal necrolysis, dan pemfigus akibat penggunaan fludarabin.
Perburukan ataupun flare dari kanker kulit juga pernah dilaporkan pada penggunaan fludarabin. Kanker kulit awitan baru juga merupakan salah satu efek samping yang telah dilaporkan.[3]
Hepatobilier
Peningkatan enzim hepar adalah salah satu efek samping dari penggunaan fludarabin.[2,3]
Tabel 1. Efek Samping Fludarabin Umum Berdasarkan Frekuensi Timbulnya
Organ | Efek Samping |
Gastrointestinal | ● Kehilangan nafsu makan (0%-34%) ● Mual (1%-5%) ● Muntah |
Neurologi | ● Asthenia (9%-65%) ● Parestesia (4%-12%) |
Pernapasan | ● Batuk (6%-44%) |
Lainnya | ● Kelelahan (10%-38%) ● Demam (11%-69%) ● Infeksi (12%-44%.) ● Nyeri (5%-22%) ● Menggigil (11%-19%) |
Sumber: dr. Rifan Eka Putra Nasution, 2021[5,12,13]
Tabel 2. Efek Samping Fludarabin Serius Berdasarkan Frekuensi Timbulnya
Organ | Efek Samping |
Hematologi | ● Penurunan hemoglobin (14%-60%) ● Anemia hemolitik ● Neutropenia (37%-59%) ● Pansitopenia ● Trombositopenia (17%-55%) |
Neurologi | ● Neurotoksisitas ● Leukoensefalopati multifokal progresif |
Pernapasan | ● Toksisitas pulmonal |
Lainnya | ● Penyakit graft versus host ● Sindrom lisis tumor (0,33%-1%) |
Sumber: dr. Rifan Eka Putra Nasution, 2021 [5,12,13]
Interaksi Obat
Fludarabin dikontraindikasikan untuk diberikan bersamaan dengan pentostatin. Penggunaan bersamaan dari kedua obat ini meningkatkan risiko toksisitas paru.[3,14]
Selama dan setelah penggunaan fudarabin, imunisasi dengan vaksin hidup harus dihindari. Contoh vaksin hidup adalah vaksin influenza trivalent dan qudrivalent. Fludarabin bertindak sebagai imunosupresan yang dapat mengurangi respons imun terhadap vaksin.[3]