Indikasi dan Dosis Fludarabin
Indikasi fludarabin adalah untuk leukemia limfositik kronik refrakter atau progresif. Obat ini juga dapat digunakan sebagai agen imunosupresan sebelum transplantasi sel hematologi. Fludarabin juga telah digunakan dalam berbagai regimen untuk terapi off label pada leukemia myeloid akut yang baru terdiagnosis atau berisiko tinggi, limfoma Non-Hodgkin, dan transplantasi sel hematopoietik alogenik.[16]
Indikasi
Fludarabin diindikasikan untuk terapi pasien dewasa dengan leukemia limfositik kronik sel B yang tidak respon atau penyakitnya telah berprogresi selama pengobatan dengan regimen yang mengandung setidaknya 1 agen alkilasi. Selain itu, fludarabin juga diindikasikan sebagai regimen imunosupresif pada transplantasi sel hematopoietik nonmieloablatif. Keamanan dan efikasi fludarabin pada populasi pediatri belum didukung oleh data ilmiah yang adekuat.[2,3]
Dosis pada Leukemia
Dosis fludarabin yang direkomendasikan untuk pasien dengan leukemia limfositik kronik sel-B adalah sebesar 25 mg/m2 intravena yang diberikan dalam 30 menit setiap hari selama 5 hari. Dosis dapat diulangi setiap 28 hari.[3,9,10]
Dosis dapat diturunkan atau ditunda, tergantung ada-tidaknya toksisitas hematologi dan nonhematologi. Jika terdapat neurotoksisitas, perlu dipertimbangkan penghentian terapi. Risiko toksisitas akan meningkat seiring pertambahan usia, adanya gangguan ginjal, dan gangguan pada sumsum tulang.
Durasi terapi optimal belum diketahui pasti. Secara umum, pemberian 3 siklus fludarabin direkomendasikan untuk diberikan setelah didapatkan respon maksimal, baru kemudian penggunaan obat dihentikan.[3]
Dosis pada Transplantasi Sel Hematologi
Pada penggunaan fludarabin sebagai regimen imunosupresif untuk persiapan transplantasi sel hematopoietik nonmieloablatif, dosis yang digunakan adalah 30 mg/m2 secara intravena, selama 3 hari, dalam 1 minggu sebelum transplantasi. Untuk tujuan ini, fludarabin biasanya diberikan bersama dengan total body irradiation atau agen alkilasi lain.[2]
Limfoma Non-Hodgkin (Off Label)
Fludarabin digunakan secara off label pada limfoma Non-Hodgkin. Di praktik klinis, regimen berikut dapat digunakan dalam terapi limfoma folikuler relaps atau refrakter:
- Dalam kombinasi dengan siklofosfamid dan rituximab (regimen FCR): 25 mg/m2/hari intravena, selama 3 hari setiap 21 hari, untuk 4 siklus
- Dalam kombinasi dengan siklofosfamid, mitoxantrone, dan rituximab (regimen FCMR): 25 mg/m2/hari intravena, selama 3 hari setiap 28 hari, untuk 4 siklus
- Dalam kombinasi dengan mitoxantrone, dexamethasone, dan rituximab (regimen FNDR): 25 mg/m2/hari intravena, selama 3 hari setiap 28 hari, untuk hingga 8 siklus
- Dalam kombinasi dengan rituximab (regimen FR): 25 mg/m2/hari selama 5 hari setiap 28 hari, untuk 6 siklus[16]
Penyesuaian Dosis
Penyesuaian dosis diperlukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal berdasarkan besaran klirens kreatinin:
- ≥ 80 ml/menit: dosis penuh 25 mg/m2
- 50-79 ml/menit: 20 mg/m2
- 30-49 ml/menit: 15 mg/m2
- < 30 ml/menit: fludarabin tidak boleh diberikan[3]