Pengawasan Klinis Fludarabin
Pengawasan klinis fludarabin dilakukan terkait risiko efek samping serius, yakni mielosupresi dan neurotoksisitas berat. Penggunaan fludarabin dapat menyebabkan neutropenia, trombositopenia, dan anemia. Oleh karena itu, diperlukan pemantauan hitung darah lengkap sebelum dan selama terapi fludarabin.
Pemantauan terkait neurotoksisitas juga diperlukan. Efek neurologis berat yang telah dilaporkan terkait penggunaan fludarabin mencakup kebutaan, koma, kejang, agitasi, dan konfusi.
Selain risiko toksisitas, penggunaan fludarabin juga telah dikaitkan dengan infeksi oportunistik dan reaktivasi virus laten, misalnya varicella. Oleh karena itu, pemantauan terhadap tanda-tanda infeksi juga diperlukan.
Pada pasien dengan insufisiensi ginjal akan diperlukan penyesuaian dosis. Pada populasi ini, pemantauan ketat terkait toksisitas dan fungsi ginjal diperlukan.
Fludarabin juga dapat menyebabkan hepatotoksisitas. Meski demikian, cedera hepar akibat fludarabin umumnya ringan dan akan membaik dengan penghentian terapi. Lakukan pemantauan enzim hepar sesuai indikasi.[2,3]