Farmakologi Fludarabin
Farmakologi fludarabin adalah sebagai obat kemoterapi yang digunakan dalam manajemen leukemia limfositik kronik. Fludarabin bekerja pada DNA polimerase alfa, ribonukleotida reduktase, dan DNA primase, menghasilkan penghambatan sintesis DNA dan menghancurkan sel kanker.[1]
Farmakodinamik
Fludarabin adalah nukleotida terfluorinasi dan analog dari agen antivirus vidarabine. Obat ini secara aktif difosforilasi menjadi 2-fluoro-ara-A dan difosforilasi lebih lanjut oleh enzim deoksisitidin kinase menjadi 2-flouro-ara-ATP, yang kemudian berperan besar dalam menghambat DNA polimerase alfa, ribonukleotida reduktase, dan DNA primase. Mekanisme kerja tersebut menghasilkan inhibisi sintesis DNA dan menghambat pertumbuhan tumor.[1,7]
Farmakokinetik
Studi fase I pada manusia menunjukkan bahwa fludarabin dikonversikan menjadi metabolit aktif, yakni 2-fluoro-ara-A, dalam hitungan menit setelah pemberian melalui infus intravena. Setelah pemberian selama 5 hari, akumulasi obat didapatkan bersifat menengah dengan waktu paruh terminal sekitar 20 jam. Secara in vitro, ikatan protein berkisar antara 19% hingga 29%.[3]
Absorpsi
Bioavailabilitas fludarabin adalah 55% setelah pemberian per oral.[1] Waktu paruh terminal dilaporkan berkisar 20 jam.[3]
Distribusi
Fludarabin didistribusikan melalui ikatan protein sebesar 19% hingga 29%.[3]
Metabolisme
Fludarabin dimetabolisme di hepar melalui defosforilasi dan kemudian fosforilasi oleh enzim deoksisitidin kinase. Metabolit aktifnya adalah 2-fluoro-9-beta-D-arabinofuranosyladenine (ara-A).[1-3,5]
Eliminasi
Fludarabin diekskresikan utamanya melalui ginjal. Pada pasien dengan leukemia limfositik kronik sel B yang mendapat dosis tunggal 40 mg/m2 intravena, klirens obat dilaporkan sebesar 117-145 ml/menit.[1,5]