Efek Samping dan Interaksi Obat Vinorelbin
Efek samping vinorelbin yang serius dan berakibat fatal dapat terjadi, antara lain mielosupresi atau depresi sumsum tulang, toksisitas paru dan gagal napas, konstipasi dan obstruksi usus, cedera jaringan ekstravasasi, neurotoksisitas, dan toksisitas hepar. Interaksi obat berupa peningkatan risiko efek samping dan toksisitas dapat terjadi pada pemberian obat vinorelbin dengan inhibitor CYP3A4, seperti ketoconazole.[5,9]
Efek Samping
Efek samping vinorelbin yang utama dan mempengaruhi terapi adalah mielosupresi atau depresi sumsum tulang. Mielosupresi utamanya bermanifestasi sebagai granulositopenia dan leukopenia. Insiden mielosupresi tidak dipengaruhi oleh usia atau paparan kemoterapi sebelumnya.[1]
Mielosupresi
Mielosupresi (depresi sumsum tulang) akan bermanifestasi sebagai neutropenia, anemia dan trombositopenia, yang akan meningkatkan risiko infeksi serius, syok septik, kebutuhan rawat inap, hingga kematian. Risiku ini dapat muncul pada penggunaan vinorelbin tunggal ataupun kombinasi dengan cisplatin.
Neutropenia adalah toksisitas yang paling berpengaruh terhadap tata laksana. Neutropenia derajat 3-4 dilaporkan terjadi pada 53% pasien yang diobati dengan vinorelbin 30 mg/m2 per minggu. Penyesuaian dosis dilaporkan diperlukan oleh 51% pasien.[5]
Toksisitas Hepar
Toksisitas hepar bermanifestasi sebagai peningkatan aspartat aminotransferase (AST) dan bilirubin. Oleh karenanya, diperlukan penilaian fungsi hepar sebelum terapi dan secara berkala selama pengobatan.[5]
Konstipasi Berat dan Obstruksi Intestinal
Penggunaan vinorelbin dapat menyebabkan ileus paralitik, konstipasi, ileus obstruktif, nekrosis, ataupun perforasi.[5]
Ekstravasasi dan Cedera Jaringan
Ekstravasasi vinorelbin dapat menyebabkan iritasi, nekrosis jaringan lokal, dan tromboflebitis.[5]
Neurotoksisitas
Penggunaan vinorelbin telah dikaitkan dengan neuropati sensorik dan motorik, termasuk derajat berat.[5]
Toksisitas Pulmonal dan Gagal Napas
Toksisitas paru, termasuk bronkospasme akut derajat berat, pneumonitis interstisial, dan acute respiratory distress syndrome (ARDS) pernah dilaporkan pada penggunaan vinorelbin.[5]
Reaksi pada Lokasi Injeksi
Reaksi di tempat injeksi dapat muncul pada penggunaan intravena. Reaksi dapat berupa eritema, nyeri di tempat injeksi, dan perubahan warna vena.[5]
Toksisitas Kardiovaskular
Nyeri dada terjadi pada 5% pasien. Sementara itu, infark miokard pernah dilaporkan pada kurang dari 0,1% pasien.[5]
Lainnya
Selain itu, beberapa efek samping lain yang dapat terjadi akibat penggunaan vinorelbin, antara lain dyspnea, ruam, hemorrhagic cystitis, syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH), serta gagal multisistem akibat kelebihan dosis.[5,8,9]
Interaksi Obat
Interaksi obat vinorelbin dapat meningkatkan risiko toksisitas dan efek samping.
Risiko Toksisitas
Risiko neurotoksisitas dapat meningkat dengan penggunaan bersama paclitaxel, itraconazole, dan ketoconazole.
Risiko toksisitas paru meningkat dengan penggunaan bersama mitomycin.
Risiko mielotoksistas meningkat dengan penggunaan bersama zidovudin.[1,5,9]
Risiko Efek Samping
Penggunaan vinorelbin secara bersamaan dengan inhibitor CYP3A diketahui menghambat metabolisme obat, sehingga menyebabkan awitan lebih awal atau peningkatan derajat efek samping. Contoh obat golongan ini adalah clarithromycin, erythromycin, diltiazem, itraconazole, ketoconazole, ritonavir, dan verapamil.[5,9]
Penggunaan vinorelbin bersamaan dengan cisplatin dapat meningkatkan risiko granulositopenia.
Penggunaan vinorelbin dengan terapi radiasi sebelumnya atau secara bersamaan juga dapat meningkatkan efek radiosensitisasi.
Risiko infeksi meningkat jika vinorelbin digunakan bersama dengan vaksin hidup.[9]