Kontraindikasi dan Peringatan Fluticasone Propionate
Kontraindikasi penggunaan fluticasone propionate adalah pada serangan asma berat atau status asmatikus di mana tindakan gawat darurat lebih diperlukan, serta pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap obat ini atau komponen lain di dalam sediaan. Penggunaan fluticasone propionate memerlukan peringatan terkait dengan potensi efek samping yang dapat terjadi. Adanya risiko supresi adrenal, terutama pada penggunaan jangka panjang, menunjukkan perlunya pemantauan pada pasien.[9,13]
Kontraindikasi
Penggunaan fluticasone propionate secara inhalasi tidak dianjurkan sebagai pengobatan utama pada status asmatikus atau episode asma akut lainnya yang memerlukan tindakan intensif. Ini menunjukkan bahwa fluticasone propionate bukanlah pilihan yang tepat untuk mengatasi situasi darurat atau kondisi asma yang membutuhkan penanganan segera.
Penggunaan fluticasone propionate semprot hidung dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat ulkus septum hidung yang sedang berlangsung, serta pada mereka yang telah menjalani operasi, cedera, atau trauma hidung yang belum sepenuhnya sembuh.
Pada aplikasi topikal, fluticasone propionate dikontraindikasikan pada kasus infeksi kulit yang belum diobati, rosacea, acne vulgaris, dermatitis perioral, pruritus perianal dan genital, serta pruritus tanpa adanya peradangan. Penggunaan fluticasone propionate juga tidak disarankan pada dermatosis termasuk dermatitis dan ruam popok pada bayi berusia kurang dari 3 bulan.[8,9,13]
Peringatan
Berdasarkan data pasca pemasaran, ulkus nasal, perforasi nasal septum, dan infeksi Candida albicans dilaporkan dapat terjadi pada pasien yang mendapat fluticasone propionate semprot hidung. Jika hal ini terjadi, fluticasone propionate harus dihentikan. Selain itu, meskipun jarang, reaksi hipersensitivitas dapat terjadi pada pasien yang mendapat fluticasone propionate.[1,9,13]
Risiko pada Pemakaian Jangka Panjang
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan supresi adrenal dan imunosupresi Lakukan pemantauan pada pasien yang menggunakan fluticasone propionate jangka panjang, misalnya sebagai controller pada kasus asma.[9,13]
Peringatan Penggunaan Semprot Hidung
Penggunaan fluticasone propionate semprot hidung tidak disarankan pada pasien dengan luka hidung yang belum sembuh sepenuhnya, termasuk ulkus septum nasal. Hal ini karena kortikosteroid dapat menghambat proses penyembuhan.
Dosis intranasal yang berlebihan atau penggunaan pada pasien yang khususnya sensitif terhadap efek kortikosteroid dapat menyebabkan efek sistemik, seperti sindrom Cushing. Sediaan intranasal juga meningkatkan risiko terjadinya peningkatan tekanan intraokular.
Pada penggunaan fluticasone propionate intranasal, dapat terjadi hilangnya penciuman secara sementara atau permanen. Infeksi jamur lokal pada hidung atau faring terkadang dapat muncul, dan jika dicurigai, perlu diobati dengan tepat dan dapat memerlukan penghentian terapi.[9,13]
Peringatan Penggunaan Krim Topikal
Penggunaan fluticasone propionate topikal tidak dianjurkan pada infeksi kulit yang belum diobati. Sebelum penggunaan, infeksi kulit harus diobati atau diatasi terlebih dahulu.[9,13]
Penggunaan pada Populasi dengan Infeksi Khusus
Penggunaan fluticasone propionate perlu dilakukan dengan hati-hati atau bahkan dihindari pada pasien dengan tuberkulosis klinis atau infeksi Mycobacterium tuberculosis yang tanpa gejala. Fluticasone propionate semprot hidung juga tidak dianjurkan pada pasien dengan infeksi jamur atau bakteri lokal atau sistemik yang belum diobati, infeksi virus atau parasit sistemik, infeksi herpes simpleks pada mata, atau pada pasien yang menjalani pembedahan di daerah hidung.[13]
Peringatan pada Pasien yang Berpindah dari Kortikosteroid Sistemik ke Fluticasone Propionate Inhalasi
Pemindahan pasien dari kortikosteroid sistemik ke fluticasone propionate inhalasi dapat menyebabkan eksaserbasi asma atau insufisiensi adrenal yang bisa mengancam jiwa. Penghentian terapi kortikosteroid sistemik harus dilakukan secara bertahap.[9]