Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Methylprednisolone general_alomedika 2022-07-29T10:51:51+07:00 2022-07-29T10:51:51+07:00
Methylprednisolone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Methylprednisolone

Oleh :
dr.Eveline Yuniarti
Share To Social Media:

Indikasi methylprednisolone adalah sebagai antiinflamasi atau imunosupresan dalam berbagai kondisi medis, seperti sindrom Stevens-Johnson, multiple sclerosis, reaksi penolakan pada transplantasi organ, dan kondisi alergi.

Indikasi

Methylprednisolone memiliki efek antiinflamasi dan imunosupresan yang bermanfaat dalam berbagai kondisi medis berikut:

  • Gangguan endokrin: insufisiensi adrenokortikal primer atau sekunder, hiperplasia adrenal kongenital, tiroiditis nonsupuratif, hiperkalsemia terkait kanker
  • Penyakit rematik: terapi adjuvan jangka pendek pada rheumatoid arthritis, ankylosing spondilitis, bursitis, sinovitis, osteoarthritis, psoriatik arthritis, epikondilitis, gout akut

  • Gangguan kolagen: lupus eritematosus sistemik, polimiositis, karditis reumatik akut
  • Penyakit kulit: dermatitis bulosa herpetiformis, sindrom Stevens-Johnson, dermatitis seboroik berat, dermatitis eksfoliatif, pemfigus, psoriasis berat
  • Gangguan mata: kondisi alergi kronis atau berat, seperti uveitis dan koroiditis posterior difus, oftalmia simpatis, keratitis, neuritis optik, konjungtivitis alergi, korioretinitis, iritis, dan iridosiklitis
  • Gangguan pernapasan: rhinitis alergi, sarkoidosis simtomatik, beriliosis, sindrom Loeffler yang tidak dapat diatasi dengan cara lain, tuberkulosis paru fulminan atau diseminata bila digunakan bersamaan dengan antituberkulosis, pneumonitis aspirasi.
  • Gangguan hematologi: idiopathic thrombocytopenic purpura pasien dewasa, anemia hemolitik autoimun, erythroblastopenia, anemia hipoplastik kongenital
  • Gangguan saraf: eksaserbasi akut multiple sclerosis
  • Lainnya: meningitis tuberkulosis, trikinosis yang melibatkan sistem saraf atau jantung, reaksi penolakan transplantasi organ.[2,3,37]

Rentang Dosis Umum Sebagai Antiinflamasi Atau Imunosupresan

Dosis methylprednisolone bergantung pada kondisi klinis yang diterapi, derajat keparahan, serta respon masing-masing pasien. Dosis juga akan berbeda tergantung cara pemberian.[2,3,37]

Sediaan Oral

Pada dewasa dapat diberikan dalam dosis awal 2-60 mg/hari dalam 1-4 dosis terbagi, tergantung pada penyakit yang sedang diobati.

Pada anak dapat dimulai dengan dosis 0,5-1,7 mg/kg/hari atau 5-25 mg/m2/hari dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam. Dapat pula digunakan secara pulse therapy dalam dosis 15-30 mg/kg/dosis diberikan sekali sehari selama 3 hari.

Sediaan Intravena

Pada dewasa dapat diberikan dalam dosis 10-500 mg/hari. Dosis 250 mg diberikan secara injeksi selama minimal 5 menit, sedangkan dosis di atas 250 mg diberikan perlahan selama minimal 30 menit.

Pada anak diberikan dalam dosis 0,5-1,7 mg/kg/hari atau 5-25 mg/m2/hari dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam. Dapat pula digunakan secara pulse therapy dalam dosis 15-30 mg/kg/dosis selama 30 menit, diberikan sekali sehari selama 3 hari.

Injeksi Intramuskuler

Pada dewasa dapat diberikan 10-80 mg sekali sehari untuk injeksi intramuskuler.

Pada anak, dosis 0,5-1,7 mg/kg/hari atau 5-25 mg/m2/hari dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam. Dapat pula digunakan secara pulse therapy 15-30 mg/kg/dosis, diberikan sekali sehari selama 3 hari.

Injeksi Intralesi

Diberikan dalam bentuk methylprednisolone asetat 20-60 mg setiap 1-5 minggu tergantung respons pasien.

Injeksi Intraartikular

Diberikan dalam sediaan methylprednisolone asetat 4-10 mg  untuk sendi kecil. Untuk sendi ukuran sedang, dosis 10-40 mg. Untuk sendi ukuran besar 20-80 mg. Dosis dapat diulang setiap 1-5 minggu tergantung respon pasien.[2]

Eksaserbasi Akut Multiple Sclerosis

Untuk eksaserbasi akut multiple sclerosis methylprednisolone diberikan secara intravena 160 mg, sekali sehari selama 1 minggu. Kemudian dilanjutkan dengan dosis 64 mg intravena setiap hari selama 1 bulan.[2]

Status Asmatikus

Methylprednisolone, seperti halnya kortikosteroid lainnya, dapat diberikan secara oral atau intravena untuk terapi asthma yang tidak teratasi dengan terapi lini pertama berupa inhaled corticosteroid (ICS) dan formoterol.

Dewasa

Methylprednisolone diberikan secara intravena dalam dosis 40 mg, diulang berdasarkan respon pasien.[2,3]

Anak

Methylprednisolone dapat digunakan sebagai penanganan status asmatikus pada anak, dengan dosis rendah, yakni dosis loading 2 mg/kg/kali diikuti dengan 0,5-1 mg/kg/kali setiap 6 jam sampai hari ke-5.[13]

Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)

Untuk idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), methylprednisolone digunakan sebagai terapi inisial dalam bentuk methylprednisolone succinate. Dosis yang digunakan adalah 1 g sekali sehari selama 3 hari. Terapi dihentikan tanpa perlu penurunan dosis bertahap.[38]

Crohn Disease Derajat Berat

Pada Crohn disease, methylprednisolone digunakan dalam kasus akut derajat berat yang refrakter atau fulminat. Methylprednisolone diberikan secara intravena dalam dosis 40-60 mmg/hari.[38]

Kolitis Ulseratif

Pada kasus kolitis ulseratif, methylprednisolone diberikan untuk kasus berat atau fulminan. Tidak boleh digunakan jangka panjang. Pemberian dilakukan intravena dalam dosis 40-60 mg/hari dalam 1 sampai 3 dosis terbagi. Jika respons tidak adekuat setelah penggunaan 5 hari dalam kasus derajat berat atau 3 hari dalam kasus fulminan, ganti terapi menjadi terapi lini kedua.[38]

Anemia Hemolitik Autoimun

Pada kasus anemia hemolitik autoimun, methylprednisolone digunakan dalam dosis 250 mg hingga 1 g setiap hari selama 1-3 hari. Setelahnya, terapi dilanjutkan dengan glukokortikoid oral seperti prednison.[38]

Acute Respiratory Distress Syndrome (Off Label)

Untuk acute respiratory distress syndrome (ARDS), methylprednisolone dapat dipertimbangkan pada kasus persisten atau refrakter, derajat sedang hingga berat, dalam sekitar 14 hari perjalanan penyakit (dini). Gunakan berat badan ideal untuk menghitung dosis. Jangan hentikan secara tiba-tiba karena dapat menyebabkan kerusakan akibat respons inflamasi

Dosis awal yang diberikan adalah methylprednisolone succinate 1 mg/kg, intravena selama 30 menit, diikuti dengan penurunan bertahap:

  • Hari 1-14: diberikan 1 mg/kg/hari dalam dosis terbagi atau sebagai infus kontinu.
  • Hari 15-21: diberikan 0,5 mg/kg/hari dalam dosis terbagi atau sebagai infus kontinu.
  • Hari 22-25: diberikan 0,25 mg/kg/hari dalam dosis terbagi atau sebagai infus kontinu.
  • Hari 26-28: diberikan 0,125 mg/kg/hari dalam dosis terbagi atau sebagai infus kontinu.[38]

Terapi Adjuvan COVID-19 Gejala Berat (Off Label)

Beberapa studi menunjukkan manfaat methylprednisolone dalam penanganan COVID-19, utamanya untuk mencegah sindrom distress pernapasan akut (ARDS).[4]

Dewasa

Methylprednisolone, bersama obat-obat lain dari golongan glukokortikoid, telah diuji coba pada penderita COVID-19 gejala berat, termasuk penderita COVID-19 yang harus dirawat di unit perawatan intensif. Obat ini bermanfaat membantu pemulihan dari pneumonia COVID-19 dengan mengendalikan fase hiperinflamasi pada tahap lanjut perjalanan penyakit COVID-19. Penelitian di berbagai pusat kesehatan telah mencoba penggunaan dengan dosis 1-2 mg/kg, selama maksimal 7 hari.

Penelitian menunjukkan penggunaan methylprednisolone dosis rendah dalam jangka waktu pendek mengurangi perburukan kondisi, kebutuhan unit perawatan intensif, kebutuhan bantuan ventilasi mekanik, dan mortalitas. Methylprednisolone sebagai imunomodulator dapat digunakan sebagai pendamping remdesivir yang berperan mengendalikan replikasi virus, sehingga fase infeksi dan fase hiperinflamasi dapat ditekan secara bersamaan.[1,16,17]

Reaksi Akut Penolakan pada Transplantasi Organ (Off Label)

Pada pasien transplantasi hati yang mengalami reaksi penolakan seluler, methylprednisolone diberikan sebagai terapi lini pertama dengan dosis 500 mg/hari selama 3 hari.

Pada pasien acute graft-versus-host disease pasca transplantasi sel punca hematopoietik, methylprednisolone diberikan secara intravena sebanyak 2 mg/kg/hari selama 4 hari sambil dilakukan observasi respon klinis. Terapi dapat diteruskan hingga pasien stabil, biasanya tidak melebihi 48-72 jam.[11,19,20]

Anak

Untuk pasien anak, dosis yang diberikan adalah 10-20 mg/kg/hari selama hingga 3 hari. Dosis maksimum 1000 mg per hari.[2,3]

Cedera Spinal Akut (Off Label)

Pada anak dengan cedera spinal akut, methylprednisolone dapat digunakan dengan dosis tinggi dalam dosis 30 mg/kg/dosis, diberikan selama 15 menit secara intravena. Setelah 45 menit, dapat diberikan dosis rumatan melalui infus kontinyu 5,4mg/kg/jam selama 23 jam.[13]

Lupus Nefritis (Off Label)

Pada anak dengan lupus nefritis, methylprednisolone dapat digunakan dalam dosis tinggi 30 mg/kg/kali, secara intravena disuntikkan lambat selama ≥ 30 menit. Obat diberikan sekali sehari selama 6 hari.[13]

Infark Vaskulitis Pasca Meningitis (Off Label)

Untuk indikasi komplikasi infark vaskulitis pasca meningitis streptokokal, telah dilaporkan penggunaan methylprednisolone sebagai adjuvan untuk antibiotik, dengan dosis 30 mg/kgB/hari selama 3 hari pada kasus penderita berusia 1 tahun 2 bulan. Luaran klinis pasien dilaporkan membaik meski ada sekuele berupa epilepsi.[21]

Immune-Checkpoint Inhibitor Myocarditis (Off Label)

Pada pasien dewasa, American Heart Association merekomendasikan penggunaan methylprednisolone intravena 1000 mg/hari selama 3 hari sebagai terapi untuk immune-checkpoint inhibitor myocarditis yang dapat terjadi selama terapi kanker dengan immune-checkpoint inhibitor.[22]

Croup (Off Label)

Methylprednisolone dapat digunakan sebagai bagian dari penanganan croup anak dengan dosis rendah, yakni 1-2 mg/kg kemudian diikuti 0,5 mg/kg setiap 6-8 jam. Dosis maksimal 10 mg/hari.[13]

 

 

Penulisan pertama: dr. Tanessa Audrey Wihardji

Referensi

1. Mehta J, Rolta R, Mehta BB, Kaushik N, Choi EH, Kaushik NK. Role of Dexamethasone and Methylprednisolone Corticosteroids in Coronavirus Disease 2019 Hospitalized Patients: A Review. Vol. 13, Frontiers in Microbiology. Frontiers Media S.A.; 2022.
2. MIMS. Methylprednisolone. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/methylprednisolone?mtype=generic
3. Drugbank. Methylprednisolone. 2022. https://go.drugbank.com/drugs/DB00959
4. Xiang Z, Liu J, Shi D, Chen W, Li J, Yan R, et al. Glucocorticoids improve severe or critical covid-19 by activating ace2 and reducing il-6 levels. International Journal of Biological Sciences. 2020;16(13):2382–91.
13. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Formularium Spesialistik Ilmu Kesehatan Anak. 2013.
16. Ye ZW, Yuan S, Chan JFW, Zhang AJ, Yu CY, Ong CP, et al. Beneficial effect of combinational methylprednisolone and remdesivir in hamster model of SARS-CoV-2 infection. Emerging Microbes and Infections. 2021;10(1):291–304.
17. Hong S, Wang H, Zhang Z, Qiao L. The roles of methylprednisolone treatment in patients with COVID-19: A systematic review and meta-analysis. Vol. 183, Steroids. Elsevier Inc.; 2022.
19. Lai X, Liu L, Zhang Z, Shi L, Yang G, Wu M, et al. Hepatic veno-occlusive disease/sinusoidal obstruction syndrome after hematopoietic stem cell transplantation for thalassemia major: incidence, management, and outcome. Bone Marrow Transplantation. 2021 Jul 1;56(7):1635–41.
20. Jonczyk M, Schol IM, Tratnig-Frankl P, Lellouch AG, Ko DSC, Cetrulo CL. 3281 Management of Acute Rejection in Penile Allotransplantation. Journal of Clinical and Translational Science. 2019 Mar;3(s1):15–6.
21. Chan OW, Lin JJ, Hsia SH, Lin CY, Lin KL. Methylprednisolone pulse therapy as an adjuvant treatment of Streptococcus pneumoniae meningitis complicated by cerebral infarction—a case report and review of the literature. Child’s Nervous System. 2020 Feb 1;36(2):229–33.
22. Palaskas N, Lopez-Mattei J, Durand JB, Iliescu C, Deswal A. Immune Checkpoint Inhibitor Myocarditis: Pathophysiological Characteristics, Diagnosis, and Treatment. J Am Heart Assoc. 2020 Jan 21;9(2).
37. FDA. Methylprednisolone. 2018. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2018/011153s075lbl.pdf
38. UpToDate. Methylprednisolone. 2022. https://www.uptodate.com/contents/methylprednisolone-drug-information?topicRef=5252&source=see_link

Formulasi Methylprednisolone
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Pedoman Klinis Tapering Off Penggunaan Kortikosteroid
    Pedoman Klinis Tapering Off Penggunaan Kortikosteroid
  • Glukokortikoid pada Terapi Croup Mengurangi Risiko Rawat di Rumah Sakit dan Serangan Ulang
    Glukokortikoid pada Terapi Croup Mengurangi Risiko Rawat di Rumah Sakit dan Serangan Ulang
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 Januari 2025, 08:54
Pemberian metilprednisolon untuk pasien campak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya. Apakah pemberian metilprednisolon 2x4 mg selama 3 hari dibolehkan untuk pasien 17 thn dengan campak hari ke-5? Saat ini keluhan...
Anonymous
Dibalas 09 November 2024, 17:03
Metilprednisolone mengapa saat ini sering digunakan dalam terapi
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Saya ingin bertanya , mengapa sekarang banyak sekali TS menggunakan Metilprednosolone dlm terapi , utk flu , utk gejala gastrointestinal dsb , apa dasar...
Anonymous
Dibalas 09 Januari 2024, 07:31
Kombinasi ibuprofen dan methylprednisolone
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Assalamualaikum, selamat siang, dokter2 semua... Mau bertanya, apakah boleh Ibuprofen dikombinasikan dengan Methylprednisolone? Terima kasih

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.