Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Progesteron
Penggunaan progesteron pada kehamilan dikategorikan sebagai kategori B oleh. Pada ibu menyusui, progesteron diekskresikan ke ASI, tetapi masih dianggap aman untuk digunakan.[3,9,10]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan kategori FDA, penggunaan progesteron dalam kehamilan masuk dalam kategori B. Ini artinya studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[3]
Berdasarkan kategori TGA, penggunaan progesteron dalam kehamilan masuk dalam kategori A. Kategori ini menaungi obat-obatan yang telah dikonsumsi oleh sejumlah besar wanita hamil dan wanita usia subur tanpa adanya bukti yang menunjukkan peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin.[5]
Setiap kehamilan memiliki peluang untuk terjadinya keguguran dan mengalami cacat lahir. Namun, diketahui bahwa penggunaan progesteron tidak meningkatkan risiko keguguran dan peluang terjadinya cacat lahir. Pada praktiknya, progesteron digunakan secara klinis untuk mendukung implantasi embrio dan mempertahankan kehamilan pada pasien yang menjalani assisted reproductive technology (ART).[4,14-16]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan progesteron selama menyusui dianggap aman karena kadar progesteron yang dilaporkan dalam ASI, bahkan dengan produk dosis tinggi, sangat rendah. Ini berarti jumlah yang tertelan oleh bayi hanya sedikit dan tidak diharapkan menimbulkan efek samping.
Progesteron yang diberikan melalui vagina juga menghasilkan kadar progesteron dalam darah ibu yang lebih rendah dibandingkan wanita yang sedang berovulasi. Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa progesteron tidak berdampak negatif pada produksi ASI atau durasi menyusui, sehingga tidak diperlukan tindakan pencegahan khusus bagi ibu menyusui yang menggunakan progesteron.[9]