Kontraindikasi dan Peringatan Baclofen
Kontraindikasi baclofen adalah riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini. Sementara itu, peringatan khusus terkait penggunaan baclofen perlu diberikan pada pasien dengan penyakit ginjal dan penyakit neuropsikiatri, seperti stroke dan psikosis. Peringatan juga perlu diberikan terkait penghentian baclofen intratekal secara mendadak karena hal ini dapat menyebabkan berbagai efek samping serius.
Kontraindikasi
Kontraindikasi baclofen adalah riwayat hipersensitivitas terhadap baclofen atau materi lain dalam formulasinya. Sediaan oral baclofen juga tidak dapat diberikan jika ada ulkus peptikum. Sediaan injeksi hanya dapat diberikan secara intratekal dan tidak bisa diberi secara intravena, intramuskular, subkutan, atau epidural.[5,7]
Peringatan
Penghentian baclofen intratekal secara mendadak dapat menyebabkan demam tinggi, perubahan status mental, spastisitas rebound yang parah, dan rigiditas otot yang dapat berkembang menjadi rhabdomyolisis, kegagalan multiorgan, dan kematian. Dokter harus melakukan tapering-off saat hendak menghentikan baclofen intratekal.
Perhatikan juga penggunaan baclofen pada pasien stroke karena pasien seperti ini umumnya tidak menerima manfaat dari baclofen dan menunjukkan toleransi yang buruk. Baclofen juga harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang menderita gangguan psikotik, skizofrenia, atau confusional state karena dapat menyebabkan eksaserbasi.
Pemberian baclofen juga harus berhati-hati pada pasien dengan riwayat dysreflexia otonom. Adanya rangsangan nosiseptif atau penghentian obat secara tiba-tiba dapat menyebabkan episode dysreflexia otonom. Selain itu, baclofen juga harus digunakan dengan hati-hati pada pasien epilepsi karena dapat mengganggu kontrol kejang.
Dosis baclofen pada pasien dengan penyakit ginjal juga perlu disesuaikan karena mayoritas baclofen sebenarnya akan diekskresikan melalui ginjal dalam bentuk yang tidak berubah.[1,7]