Formulasi Furosemide
Di Indonesia, formulasi furosemide terdapat dalam sediaan tablet dan injeksi. Furosemide sebaiknya disimpan pada suhu ruangan dan dihindarkan dari sinar matahari langsung.
Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan furosemide adalah tablet 40 mg dan sediaan injeksi berupa ampul 2 mL dengan kekuatan 10 mg/mL. Selain itu, furosemide juga tersedia dalam larutan oral dengan kekuatan 20 mg/5 mL, tetapi sediaan ini tidak ada di Indonesia.[6,13]
Cara Penggunaan
Pada penggunaan furosemide per oral, absorpsi akan lebih cepat bila dikonsumsi saat perut kosong. Namun, bila terjadi gangguan saluran gastrointestinal. sebaiknya obat dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
Injeksi IV furosemide sebaiknya dilakukan perlahan-lahan, dalam waktu 1–2 menit. Jika furosemide akan diberikan dalam dosis besar secara parenteral, lakukan dilusi menggunakan NaCl 0,9%, Ringer Laktat, atau dextrose 5%, dan sesuaikan pH >5,5. Kecepatan infus sebaiknya tidak lebih dari 4 mg/menit.
Hindari pemberian furosemide parenteral bersamaan dengan zat yang bersifat asam, atau memiliki pH <5,5, misalnya asam askorbat, ciprofloxacin, labetalol, tetracycline, epinefrin atau norepinefrin. Pemberian bersamaan dapat menyebabkan timbulnya presipitat pada furosemid, sebab furosemide bersifat basa.[3,14]
Cara Penyimpanan
Furosemide disimpan pada suhu 15–30°C. Hindari dari cahaya matahari langsung.[15]
Kombinasi dengan Obat Lain
Furosemide 20 mg tersedia dalam kombinasi bersama spironolactone 50 mg. Kombinasi obat ini digunakan sebagai terapi edema resisten yang diakibatkan gagal jantung dan sirosis hepatis. Namun, sediaan kombinasi ini belum dapat ditemukan di Indonesia.[2,16]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra