Kontraindikasi dan Peringatan Nifedipine
Kontraindikasi nifedipine adalah bagi pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap nifedipin atau komponen penyusunnya, serta pada infark miokardium dengan gambaran gelombang ST elevasi. Peringatan penggunaan nifedipine diberikan pada pasien dengan riwayat gangguan kardiovaskular, seperti gagal jantung kongestif, stenosis aorta berat, dan angina tidak stabil.[3,4]
Kontraindikasi
Kontraindikasi absolut pemberian nifedipine adalah pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap nifedipine, komponen penyusunnya, maupun calcium-channel blocker lainnya. infark miokard dengan ST elevasi juga merupakan kontraindikasi absolut pemberian nifedipine. Kontraindikasi relatif, antara lain stenosis aorta berat, angina tidak stabil, gagal jantung, dan gangguan hati sedang hingga berat.
Pada stenosis aorta, nifedipine dapat menyebabkan kolaps dan disfungsi ventrikel. Nifedipine dapat memicu kontraktilitas otot jantung, yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen dan memperburuk iskemia.
Syok kardiogenik juga merupakan kontraindikasi pemberian nifedipine. Pada keadaan ini, fungsi pompa jantung terganggu, dan gangguan berpotensi semakin berat pada pemberian nifedipine yang menghambat influks kalsium dalam sel-sel jantung. Pada pasien dengan gangguan hati, metabolisme nifedipine dapat terganggu, sehingga terjadi perpanjangan waktu paruh. Hal ini dapat meningkatkan risiko toksisitas dan efek samping nifedipine.
Selain itu, pemberian nifedipine bersamaan dengan obat yang menginduksi CYP3A4 juga merupakan kontraindikasi. Contoh obat-obatan yang menginduksi CYP3A4, antara lain seperti rifampicin, rifabutin, phenobarbital, phenytoin, dan carbamazepine, dapat menurunkan efikasi nifedipine. Kontraindikasi lain adalah penggunaan preparat nifedipine lepas cepat, baik secara oral atau sublingual pada krisis hipertensi, sebab keamanan dan efektifitasnya tidak terbukti.[3,4,13]
Peringatan
Penggunaan nifedipine perlu dilakukan dengan berhati-hati pada pasien dengan riwayat infark miokard kurang dari 1 bulan. Pemberian nifedipine pernah dilaporkan meningkatkan frekuensi, durasi, atau keparahan dari infark miokard. Perburukan klinis terutama ditemukan saat memulai terapi nifedipine, atau saat dosis nifedipine ditingkatkan
Peringatan juga diberikan pada pasien dengan terapi beta-blocker,yang baru dihentikan (beta-blocker withdrawal) mungkin akan mengalami rebound angina, akibat peningkatan sensitivitas terhadap katekolamin. Penggunaan nifedipine, dapat memperburuk keadaan ini, karena memicu pelepasan katekolamin. Hindari penghentian beta-blocker misalnya propranolol atau atenolol, secara mendadak sebelum memulai terapi dengan nifedipine.
Pada pasien hipotensi berat, penggunaan nifedipine juga harus dilakukan dengan berhati-hati. Nifedipine dapat memperberat hipoperfusi pada organ-organ vital, karena efek kerjanya yang meningkatkan resistensi vaskular perifer. Penggunaan pada ibu hamil dan laktasi juga harus dengan berhati-hati, dan dilakukan bila manfaat lebih besar dibandingkan risiko.
Edema perifer merupakan salah efek samping nifedipine, yang terjadi akibat vasodilatasi arteri dan bukan karena kegagalan ventrikel kiri. Namun, edema juga dapat ditemukan pada gagal jantung kongestif. Dokter perlu membedakan apakah edema diakibatkan karena gagal jantung atau karena nifedipine.[statpearls, drugs,com fda]
Peringatan juga diberikan terhadap kemungkinan terjadinya reaksi sensitivitas pada kulit, meskipun jarang terjadi. Manifestasi klinis dapat berupa eritema multiforme, Sindrom Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis, reaksi fotosensitivitas, pruritus, dan urtikaria. Angioedema, terutama edema orofaring dan kesulitan bernapas juga pernah dilaporkan.[2,3,13]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra