Kontraindikasi dan Peringatan Orlistat
Kontraindikasi orlistat adalah pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap orlistat atau komponennya, serta pada pasien dengan malabsorpsi kronik. Peringatan yang disajikan FDA sebagai black box warning obat ini adalah risiko hepatotoksisitas berat.[6,7]
Kontraindikasi
Orlistat tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap orlistat atau komponennya. Orlistat juga kontraindikasi pada pasien dengan malabsorpsi kronik, kolestasis, anoreksia, bulimia, kehamilan, dan gangguan fungsi ginjal berat.[4,7]
Peringatan
Black box warning dari orlistat adalah terkait risiko hepatotoksisitas. Meskipun jarang, gangguan fungsi hepar yang berat telah dilaporkan. Pada kasus yang jarang, hal ini menyebabkan perlunya transplantasi hati hingga kematian.
Hepatotoksisitas
Pada kasus yang jarang, orlistat dapat menyebabkan cedera hepar berat dengan nekrosis hepatoseluler atau gagal hati akut. Gangguan hepar ini dapat sangat berat hingga pasien memerlukan transplantasi hati atau mengalami kematian. Apabila terdapat gejala disfungsi hati, seperti ikterus dan urine berwarna gelap, penggunaan orlistat harus segera dihentikan dan dilakukan evaluasi fungsi hati.[7]
Gangguan Absorpsi Vitamin Larut Lemak
Perlu diingat bahwa orlistat mengurangi absorpsi vitamin dan nutrien larut lemak, seperti vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, dan beta karoten. Oleh karenanya, direkomendasikan untuk mengkombinasikan orlistat dengan multivitamin yang mengandung vitamin larut lemak untuk memastikan kebutuhan vitamin tercukupi.[4,5]
Efek Samping
Efek samping orlistat yang umum ditemui adalah steatorrhea. Efek samping gastrointestinal lainnya meliputi fecal spotting, diare, nyeri perut, dan fisura ani. Selain itu, orlistat dapat meningkatkan risiko gagal ginjal akut, nefropati oksalat, dan batu ginjal. Secara teoritis, obat ini juga dapat menyebabkan osteoporosis karena gangguan absorpsi kalsium dan vitamin D.[4,5]
Cara Penggunaan
Orlistat umumnya dikonsumsi 3 kali sehari di waktu makan utama yang mengandung lemak hingga 1 jam setelah makan. Pasien yang mengonsumsi orlistat tetap harus menjalani diet nutrisi seimbang, pembatasan kalori, dan 30% dari seluruh kalorinya diupayakan berasal dari lemak. Jika pasien melompati satu waktu makan atau makanannya tidak mengandung lemak, orlistat tidak perlu dikonsumsi.[5,6]
Penggunaan pada Pasien Diabetes
Penurunan berat badan dapat mempengaruhi kontrol glikemik pada pasien dengan diabetes mellitus. Evaluasi perlunya pengurangan dosis obat hipoglikemik oral atau insulin.[7]
Interaksi Obat
Orlistat dapat mempengaruhi absorpsi berbagai obat. Apabila harus digunakan secara bersama-sama, harus diberikan jeda cukup antar konsumsi kedua obat. Beberapa obat yang absorpsinya dipengaruhi orlistat adalah:
- Antiepilepsi, seperti lamotrigine dan asam valproat: diperlukan pemantauan kadar antiepileptik dalam plasma
Amiodarone dan siklosporin: beri jeda minimal 2 jam antara dua obat tersebut dan lakukan pemantauan kadar amiodarone dan siklosporin
Levotiroksin: penggunaan bersama dapat mengakibatkan Beri jeda minimal 4 jam antara penggunaan dua obat tersebut
Warfarin: dapat mengakibatkan waktu protrombin memanjang karena orlistat mengurangi absorpsi vitamin K. Lakukan pemantauan parameter koagulasi
- Antiretroviral, seperti zidovudin: lakukan pemantauan viral load[7]