Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Digoxin general_alomedika 2022-09-13T07:59:42+07:00 2022-09-13T07:59:42+07:00
Digoxin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Digoxin

Oleh :
Graciella N T Wahjoepramono
Share To Social Media:

Farmakologi digoxin berkaitan dengan efeknya terhadap Na-K-ATPase. Digoxin menunjukkan efek inotropik positif dan kronotropik negatif yang menyebabkan peningkatan kontraktilitas jantung dan penurunan detak jantung.

Farmakodinamik

Digoxin memiliki efek inotropik positif dan kronotropik negatif, yang berarti digoxin dapat meningkatkan kontraktilitas jantung dan menurunkan detak jantung. Efek penurunan detak jantung terutama bermanfaat dalam tata laksana atrial fibrilasi.[1,2]

Digoxin mampu menghambat aktivitas pompa Na-K-ATPase pada miokardium, sehingga meningkatkan ketersediaan kalsium dalam miokardium dan sistem konduksi jantung. Digoxin juga menyebabkan peningkatan natrium intraseluler, sehingga terjadi influks kalsium dalam jantung yang akan meningkatkan kontraktilitas. Akibatnya, curah jantung meningkat, dan tekanan pengisian ventrikel menurun.[1,2,13]

Digoxin juga meningkatkan aktivitas vagal, dengan cara mengaktifkan eferen vagal pada jantung, atau dikenal sebagai efek parasimpatomimetik. Efek ini akan memengaruhi otomatisasi sinus jantung, yaitu pada nodus sinoatrial (SA) dan atrioventrikular (AV), dan menyebabkan terjadinya penurunan detak jantung, serta memperpanjang konduksi atrioventrikular.[2,12,13]

Pada gagal jantung, terjadi aktivasi neurohormonal yang mengakibatkan peningkatan norepinefrin. Digoxin dapat menurunkan kadar norepinefrin melalui aktivasi sistem parasimpatis.[1]

Farmakokinetik

Absorpsi digoxin mayoritas terjadi di usus halus, dengan bioavailabilitas hingga 90% pada pemberian per oral. Digoxin banyak didistribusikan pada otot rangka, jantung, dan ginjal. Eliminasi digoxin terutama melalui ginjal, dengan waktu paruh 1,5–2 hari.

Absorpsi

Sebanyak 70–80% digoxin diabsorpsi pada usus halus. Bioavailabilitas digoxin oral bervariasi antara 50–90%. Onset digoxin dicapai dalam 0,5–2 jam untuk sediaan oral dan 5–30 menit untuk sediaan intravena. Efek maksimal tercapai dalam 2–6 jam untuk sediaan oral dan 1,5–4 jam untuk sediaan intravena.

Bila digoxin dikonsumsi setelah makan, kecepatan absorpsi akan berkurang, tetapi jumlah obat yang diabsorpsi biasanya tidak berubah. Absorpsi digoxin dapat menurun pada pasien yang mengalami malabsorpsi.[1,4,13]

Distribusi

Fase distribusi digoxin berlangsung selama 6–8 jam. Digoxin didistribusikan secara luas dalam tubuh, serta dapat menembus sawar darah otak dan plasenta. Sejumlah besar digoxin akan terdistribusi ke dalam otot rangka, diikuti jantung dan ginjal. Sebanyak 20–25% digoxin akan terikat oleh protein, terutama albumin.[4,5,11]

Metabolisme

Hanya sekitar 13% digoxin yang mengalami metabolisme. Proses metabolisme terjadi di hepar, dan menghasilkan metabolit berupa dihydrodigoxin dan digoxygenin. Metabolisme digoxin terjadi dengan bantuan molekul glukosa, melalui proses hidroksilasi, epimerisasi, serta pembentukan glukuronida dan konjugat sulfat.

Metabolisme digoxin tidak melibatkan enzim sitokrom P-450. Digoxin juga tidak menginduksi maupun menginhibisi sistem sitokrom P-450.[1,5]

Eliminasi

Setelah pemberian intravena, sekitar 50–70% dosis digoxin akan diekskresikan melalui urin dalam bentuk obat tidak berubah. Kira-kira 25% digoxin mengalami eliminasi di luar ginjal, kemungkinan melalui sistem bilier.

Waktu paruh digoxin bervariasi antara 1,5–2 hari pada pasien sehat. Pada pasien anuria, misalnya karena gagal ginjal akut, waktu paruh memanjang menjadi 3,5–5 hari.[1,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Drugbank. Digoxin. 2022. https://www.drugbank.ca/drugs/DB00390
2. David MNV, Shetty M. Digoxin. StatPearls. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556025/
4. FDA. Digoxin Tablets. Drugs.com. 2022 https://www.drugs.com/pro/digoxin-tablets.html#s-34070-3
5. 12. AHSP. Digoxin. Drugs.com. 2022. https://www.drugs.com/digoxin.html
11. TGA. Prescribing medicines in pregnancy database. Therapeutic Goods Administration. 2022. https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database
12. Ferrari F, Santander IRMF, Stein R. Digoxin in Atrial Fibrillation: An Old Topic Revisited. Curr Cardiol Rev. 2020;16(2):141-146. doi: 10.2174/1573403X15666190618110941.
13. Medscape. Digoxin. 2022. https://reference.medscape.com/drug/lanoxin-digoxin-342432#0

Pendahuluan Digoxin
Formulasi Digoxin

Artikel Terkait

  • Torakosentesis Tidak Bermanfaat pada Kasus Gagal Jantung – Telaah Jurnal Alomedika
    Torakosentesis Tidak Bermanfaat pada Kasus Gagal Jantung – Telaah Jurnal Alomedika
  • Manajemen Ketoasidosis Diabetik pada Pasien Gagal Jantung dan Gagal Ginjal
    Manajemen Ketoasidosis Diabetik pada Pasien Gagal Jantung dan Gagal Ginjal
  • Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
    Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
  • BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung
    BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 07:06
Myocarditis dengan ASTO negatif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mendapatkan pasien anak2 usia 12 tahun datang dengan keluhan muntah2 sering setiap makan dan minum, lemas, keringat dingin. Sampao di IGD...
Anonymous
Dibalas 22 Oktober 2024, 13:26
Tatalaksana hipertensi dengan edema kedua tungkai di puskesmas
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin tanya dok, px tidak ada keluhan. Namun pada pemeriksaan kaki edema +/+. Riwayat penyakit hipertensi tidak berobat rutin, TD 150/70. Baiknya penanganan...
Anonymous
Dibalas 30 September 2024, 11:40
Apakah chf dan stroke tidak ada hubungannya?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi dokter. Pasien 62 th setelah rawat inap dan d rawat oleh 2 sp. SpJp dgn dx chf dan spN dgn dx stroke.. kmdian pasien kontrol stlah rawatan,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.