Pengawasan Klinis Digoxin
Pengawasan klinis pada penggunaan digoxin perlu dilakukan untuk memantau tanda-tanda toksisitas digoxin. Nilai digoxin serum perlu dipantau selama minimal 6–8 jam setelah pemberian dosis terakhir, sebab dalam periode tersebut akan dicapai nilai steady-state. Nilai terapeutik digoxin serum yang direkomendasikan adalah 0,5–2 ng/dL.
Kadar Digoxin Serum
Lakukan pemeriksaan digoxin serum sebelum pemberian dosis digoxin berikutnya, atau setidaknya 6–8 jam setelah dosis terakhir. Kadar terapeutik digoxin serum cukup sempit, yaitu 0,5–2 ng/dL. Digoxin serum yang berada di bawah 0,5 ng/dL dihubungkan dengan penurunan efikasi obat, sedangkan digoxin serum di atas 2 ng/mL berhubungan dengan peningkatan risiko toksisitas, tanpa disertai peningkatan efektivitas.
Digoxin serum sebesar 0,5–0,9 ng/mL dihubungkan dengan penurunan mortalitas dan risiko rawat inap. Digoxin serum di atas 1 ng/mL berhubungan dengan penurunan kebutuhan rawat inap pasien gagal jantung, tetapi juga dapat menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas.[4,15]
Toksisitas Digoxin
Manifestasi klinis toksisitas digoxin dapat berupa aritmia atau hiperkalemia maligna. Selain itu gejala toksisitas dapat berupa anoreksia, nausea, muntah, dan gangguan penglihatan. Pada bayi dan anak-anak, gejala toksisitas digoxin dapat berupa aritmia, termasuk sinus bradikardi.
Toksisitas digoxin biasanya terjadi pada digoxin serum di atas 2 ng/mL. Namun, kadar serum yang lebih rendah mungkin juga telah menyebabkan toksisitas pada pasien dengan berat badan rendah, gangguan fungsi ginjal, hipokalemia, hiperkalsemia, atau hipomagnesemia. Oleh sebab itu pemeriksaan elektrolit serum, terutama nilai kalium, dan fungsi ginjal juga sebaiknya dilakukan sebelum dan selama terapi dengan digoxin.
Pemeriksaan elektrokardiografi juga sebaiknya dilakukan sebelum pemberian digoxin. Jika ditemukan bradikardia, evaluasi ulang klinis pasien, dan tunda pemberian digoxin bila perlu.[2,4,15]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra