Kontraindikasi dan Peringatan Cimetidine
Kontraindikasi cimetidine adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap cimetidine atau komponen lain dalam obat. Peringatan pada penggunaan cimetidine adalah untuk menyesuaikan dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, serta adanya potensi cedera hepar akut walaupun kasusnya jarang.[1,5-7]
Kontraindikasi
Kontraindikasi cimetidine adalah bila terdapat riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap obat cimetidine maupun obat golongan antagonis reseptor H₂ lain.[1,5,6]
Peringatan
Cimetidine dapat menyebabkan peningkatan kreatinin serum yang tidak signifikan secara klinis pada sebagian besar pasien. Peningkatan ini akan kembali normal jika cimetidine dihentikan. Pasien dengan laju filtrasi glomerulus 10-50 ml/menit disarankan untuk mengonsumsi hanya 50% dari dosis normal. Sementara itu, pasien dengan laju filtrasi glomerulus kurang dari 10 ml/menit disarankan untuk menerima dosis 300 mg setiap 8 hingga 12 jam. Pasien geriatri juga sebaiknya mendapat dosis lebih kecil untuk menurunkan risiko gangguan status mental.[1,6-8,20]
Penggunaan cimetidine dalam dosis melebihi 5 gram per hari dapat menyebabkan impotensi dan ginekomastia. Cimetidine juga dapat menstimulasi sekresi prolaktin yang berpotensi menyebabkan galaktorea pada laki-laki.
Penggunaan cimetidine perlu berhati-hati pada pasien yang mendapat obat yang dimetabolisme oleh jalur enzimatik sitokrom P450. Penggunaan cimetidine bersama dengan obat golongan ini dapat menyebabkan perubahan farmakokinetik yang mempengaruhi efikasi terapi dan meningkatkan risiko efek samping. Contoh obat golongan ini adalah digoxin, warfarin, ketoconazole, dan phenytoin.
Penggunaan cimetidine jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi vitamin B12. Efek ini dilaporkan lebih banyak pada pasien wanita usia muda. Defisiensi dapat membaik dengan penghentian terapi cimetidine. Cimetidine pernah dilaporkan menginduksi hepatitis walaupun kasusnya jarang. Mekanisme yang menyebabkan kondisi ini diduga adalah reaksi hipersensitivitas.
Cimetidine juga telah dilaporkan menyebabkan efek samping sistem saraf pusat seperti pusing, mengantuk, delirium, dan somnolen. Pada pasien imunokompromais, supresi sekresi asam lambung oleh cimetidine dapat meningkatkan risiko hiperinfeksi strongyloidiasis.
Cimetidine dapat menghambat alkohol dehidrogenase dalam mukosa gaster dan meningkatkan kadar alkohol serum. Oleh karenanya, hindari penggunaan cimetidine bersama dengan alkohol. Pemberian cimetidine melalui bolus intravena harus diberikan secara lambat, karena injeksi cimetidine secara cepat dapat menyebabkan aritmia.[1,5-8,21]