Efek Samping dan Interaksi Obat Domperidone
Efek samping domperidone yang paling perlu diwaspadai adalah peningkatan prolaktin, reaksi hipersensitivitas, dan efek ekstrapiramidal. Efek ekstrapiramidal ini jarang terjadi tetapi lebih berisiko pada anak-anak. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan domperidone bersama obat yang memperpanjang interval QT dan obat yang memiliki efek inhibisi enzim CYP3A4.
Sejak tahun 2004, FDA telah menarik domperidone di Amerika Serikat karena adanya kekhawatiran mengenai efek sampingnya. Akan tetapi, BPOM masih memperbolehkan penggunaan domperidone di Indonesia.
Efek Samping
Rangkuman berbagai efek samping domperidone berdasarkan sistem organ adalah sebagai berikut:
- Neuropsikiatri: sakit kepala, nervousness, insomnia, pusing, agitasi, kejang, efek ekstrapiramidal
- Gastrointestinal: rasa haus, mulut kering, stomatitis, diare, regurgitasi, gangguan nafsu makan, mual, konstipasi, rasa terbakar pada dada
- Dermatologi: ruam, urtikaria, pruritus
- Endokrinologi: peningkatan kadar prolaktin di serum, galactorrhea, amenorrhea, ginekomastia, penurunan libido
- Kardiovaskular: aritmia
- Oftalmologi: konjungtivitis
- Muskuloskeletal: spasme otot
- Lainnya: letargi, asthenia, anafilaksis[2,3,8,9]
Peningkatan Kadar Prolaktin Serum
Pada penggunaan jangka panjang, domperidone dapat meningkatkan kadar prolaktin serum. Keadaan ini bisa bertahan walaupun domperidone sudah dihentikan. Suatu penelitian in vitro menunjukkan bahwa sepertiga keganasan payudara berhubungan dengan peningkatan prolaktin, sehingga penggunaan domperidone tidak disarankan pada pasien dengan riwayat keganasan payudara.
Selain keganasan payudara, obat yang meningkatkan kadar prolaktin juga mungkin menimbulkan galactorrhea, amenorrhea, ginekomastia, dan penurunan libido.[2,3,8,9]
Gangguan Jantung
Domperidone juga dapat meningkatkan risiko kematian mendadak akibat gangguan jantung. Tingkat kematian ini adalah sekitar 4 kematian dalam 1.000 orang jika dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan domperidone. Risiko ini meningkat pada pasien yang berusia >60 tahun dan yang memiliki gangguan jantung dan diabetes.
Risiko ini juga meningkat pada penggunaan dosis >30 mg/hari dan penggunaan bersama obat lain yang dapat menimbulkan pemanjangan interval QT dan obat yang menginhibisi enzim CYP3A4. Oleh karena itu, domperidone sebaiknya hanya dipakai dalam jangka waktu pendek dengan dosis efektif terendah. Obat ini sebaiknya dihindari oleh orang berusia lanjut dengan riwayat penyakit jantung.
Aritmia pada konsumsi domperidone terjadi akibat hipokalemia dan hipomagnesemia. Namun, menurut studi yang membandingkan QT interval pada pasien sehat yang menggunakan plasebo dan yang menggunakan domperidone (dalam dosis 10–20 mg, sebanyak empat kali/hari), domperidone dosis terapi tidak menimbulkan pemanjangan interval QT yang bermakna.[2,3,8,9]
Interaksi Obat
Domperidone memiliki interaksi dengan obat yang memperpanjang interval QT dan obat yang memiliki efek inhibisi terhadap enzim CYP3A4. Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan ini secara bersamaan sebaiknya dihindari.
Obat yang Memperpanjang Interval QT
Domperidone tidak disarankan untuk digunakan bersama:
- Antiaritmia kelas IA: disopiramid
- Antiaritmia kelas III: amiodarone, dronedarone, dan sotalol
- Antipsikosis: haloperidol
- Antidepresan: citalopram dan escitalopram
- Antibiotik: erythromycin, clarithromycin, levofloxacin, dan moxifloxacin
- Antifungi: pentamidin, itraconazole, ketoconazole, voriconazole, dan fluconazole
- Antimalaria: lumefantrine
- Antagonis kalsium: diltiazem, verapamil
- Agen gastrointestinal: prucalopride, granisetron, ondansetron
- Protease inhibitor untuk HIV: atazanavir, fosamprenavir, indinavir, ritonavir, dan saquinavir
- Agen antineoplasma: toremifene dan vandetanib[3,8,11]
Obat yang Memiliki Efek Inhibisi Enzim CYP3A4
Interaksi obat ini akan meningkatkan kadar domperidone, sehingga risiko kematian mendadak akan meningkat. Obat yang menginhibisi enzim CYP3A4 antara lain:
- Obat golongan azol: fluconazole, itraconazole, ketoconazole, dan voriconazole
- Antibiotik makrolida: erythromycin dan clarithromycin
- Protease inhibitor pada HIV: amprenavir, atazanavir, fosamprenavir, indinavir, nelfinavir, ritonavir, dan saquinavir
- Antagonis kalsium: diltiazem dan verapamil
- Obat lain: amiodarone, aprepitan, telithromycin, dan nefazodone[3,8,11]
Interaksi dengan Obat Lain
Penggunaan domperidone bersama antasida atau obat antisekresi lambung sebaiknya tidak dilakukan karena bisa menurunkan bioavailabilitas domperidone. Selain itu, penurunan efek domperidone juga bisa terjadi pada penggunaan antikolinergik, opioid, levodopa, dan bromokriptin.
Konsumsi domperidone bersama lithium berisiko menimbulkan kelemahan, dyskinesia, gangguan ekstrapiramidal, ensefalopati, dan kerusakan otak.[3,8,11]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur