Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Domperidone
Penggunaan domperidone pada kehamilan termasuk dalam kategori C oleh FDA. Pada ibu menyusui, domperidone dilaporkan bisa diekskresikan melalui ASI, sehingga tidak direkomendasikan.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori C (FDA): studi pada binatang percobaan memperlihatkan efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[7]
Kategori B2 (TGA): obat yang pada penelitian menggunakan hewan tidak menimbulkan dismorfogenesis tetapi belum memiliki penelitian pada wanita hamil, sehingga penggunaan pada wanita hamil sebaiknya hanya jika sangat dibutuhkan.
Penelitian pada mencit dengan menggunakan domperidone 160 mg/kg peroral dan 40 mg/kg intravena serta penelitian pada kelinci menggunakan dosis 40 mg/kg peroral dan 1,25 mg/kg intravena tidak menimbulkan dismorfogenesis. Namun, penelitian pada hewan tidak dapat memprediksi respons manusia. Keterbatasan data pada ibu hamil menyebabkan domperidone tidak dianjurkan.
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan pada ibu menyusui tidak direkomendasikan karena domperidone dapat diekskresikan melalui ASI. Walaupun dapat meningkatkan kadar prolaktin serum, FDA tidak merekomendasikan penggunaan domperidone untuk meningkatkan produksi ASI karena risiko efek samping aritmia jantung yang mungkin terjadi.
Untuk ibu menyusui dengan jumlah ASI sedikit, dokter dapat merekomendasikan ibu untuk meningkatkan nutrisi dan menjalani terapi nonmedikamentosa seperti teknik relaksasi terlebih dahulu. Jika respons terhadap intervensi ini masih amat rendah, FDA merekomendasikan penggunaan domperidone dengan dosis yang tidak melebihi dosis terapi pada gangguan pergerakan usus dan lambung.[2,12]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur