Indikasi dan Dosis Domperidone
Indikasi domperidone adalah untuk mengatasi mual dan muntah, misalnya pada pasien dispepsia fungsional, pasien yang menjalani pengobatan sitotoksik atau radioterapi, dan pasien penyakit Parkinson yang menerima levodopa. Dosis domperidone bervariasi tergantung usia pasien.[1]
Di Amerika Serikat, FDA telah menarik domperidone sejak tahun 2004 karena adanya kekhawatiran mengenai efek sampingnya. Domperidone hanya digunakan untuk kasus gastroparesis dan konstipasi kronis melalui investigational new drug application (IND). Akan tetapi, domperidone masih digunakan di Indonesia sesuai indikasi yang tersebut di paragraf atas.[1,8]
Dewasa
Pada orang dewasa, domperidone dapat diberikan untuk meredakan mual dan muntah dengan dosis oral 10 mg. Dosis ini dapat diberikan hingga maksimal tiga kali sehari. Dosis yang digunakan harus merupakan dosis efektif yang terendah. Durasi pengobatan maksimal adalah 7 hari. Durasi pengobatan juga harus merupakan durasi yang tersingkat.
Anak-Anak
Menurut PIONAS (Pusat Informasi Obat Nasional) Indonesia, domperidone hanya diberi untuk anak jika anak mengalami mual muntah akibat terapi sitotoksik atau radioterapi. Dosis domperidone pada anak ditentukan oleh berat badan.[1]
Pada anak-anak dengan berat badan ≥35 kg, dosis domperidone yang diberikan sama dengan orang dewasa. Sementara itu, pada anak dengan berat 15–35 kg, dosis oral yang diberikan adalah 0,25 mg/kgBB, sebanyak 1–3 kali sehari. Dosis maksimal adalah 0,75 mg/kgBB/hari. Akan tetapi, studi sebenarnya tidak menganjurkan domperidone untuk anak dengan berat <35 kg.[7-10]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat, dosis dan frekuensi pemberian obat ini harus dikurangi menjadi 1–2 kali sehari tergantung keparahan penyakit. Sementara itu, pada penderita gangguan fungsi hati sedang hingga berat, pemberian domperidone dikontraindikasikan.[7]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur