Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu menyusui Kaolin Pektin
Penggunaan kaolin pectin pada kehamilan sebagai obat antidiare termasuk dalam kategori B berdasarkan FDA. Sementara, kaolin pectin tidak terdapat dalam indeks kategori TGA. Sedangkan penggunaannya pada ibu menyusui harus mempertimbangkan manfaat dan risikonya, karena belum diketahui apakah kaolin pectin diekskresikan dalam air susu ibu atau tidak.[3,7,9,10]
Penggunaan pada Kehamilan
Menurut Food And Drug Administration (FDA), penggunaan kaolin pectin termasuk dalam kategori B. Obat yang tidak terbukti memiliki efek teratogenik berdasarkan studi pada hewan coba, serta belum ada studi terkontrol pada ibu hamil yang memperlihatkan efek samping. Sementara itu, status keamanan obat kaolin pectin pada ibu hamil tidak terdapat di dalam indeks obat Therapeutic Goods Administration (TGA).[9,10]
Pada tahun 2003, FDA telah mengeluarkan rekomendasi yang menjelaskan bahwa kaolin tidak bermanfaat sebagai antidiare. Kaolin hanya sebagai adsorben yang membantu meningkatkan konsistensi feses menjadi lebih padat, sedangkan pectin dinyatakan tidak bermanfaat pada pasien diare. Obat ini justru dapat meningkatkan risiko ileus dan mempersulit penilaian kondisi dehidrasi pada anak.[3,6,10,14]
Penggunaan pada ibu Menyusui
Kaolin pectin saat ini belum diketahui apakah diekskresikan ke dalam air susu ibu atau tidak. Penggunaannya harus menimbang untung rugi bagi ibu menyusui yang mengalami diare, misalnya pada kasus gastroenteritis. Sedangkan kaolin pectin tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 12 tahun.[3,7,14]