Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Teofilin
Menurut FDA, penggunaan teofilin dalam kehamilan masuk dalam kategori C. Pada ibu menyusui, teofilin dikeluarkan ke ASI, sehingga kadarnya perlu dijaga agar tidak mencapai kadar toksik.[5,6,8,10]
Penggunaan pada Kehamilan
Menurut FDA, teofilin termasuk Kategori C, yang berarti bahwa obat dapat digunakan dengan berhati-hati apabila keuntungannya melebihi risiko yang mungkin ditimbulkan. Belum tersedia penelitian yang adekuat pada wanita hamil.
TGA memasukkan teofilin dalam Kategori C. Artinya, obat sudah digunakan pada cukup banyak wanita hamil dan wanita usia subur dan tidak ditemukan peningkatan frekuensi malformasi fetus
Dalam studi hewan coba, pemberian teofilin selama periode organogenesis menghasilkan efek teratogenik. Dalam studi pada tikus, dosis intraperitoneal tunggal 100 mg/kg ke atas atau setara dosis oral maksimum yang direkomendasikan untuk orang dewasa selama organogenesis menghasilkan sumbing dan kelainan digital. Pada dosis 2 kali lipatnya, dilaporkan kejadian mikromelia, mikrognathia, kaki pengkor, hematoma subkutan, dan embrioletalitas.[5,6,8,10]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Teofilin dikeluarkan ke ASI dan pernah dilaporkan kejadian iritabilitas pada bayi yang ibunya mendapat teofilin. Disarankan agar menjaga konsentrasi teofilin serendah mungkin pada ibu saat menggunakan teofilin. Kemungkinan terjadinya efek samping serius pada bayi diduga sangat kecil kecuali jika konsentrasi teofilin pada ibu mencapai dosis toksik.[5,6,10]