Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Eritropoietin Beta general_alomedika 2023-10-12T09:02:22+07:00 2023-10-12T09:02:22+07:00
Eritropoietin Beta
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Eritropoietin Beta

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Pengawasan klinis, pemakaian eritropoietin beta, perlu dilakukan selama masa terapi.  Pengawasan klinis yang perlu dilakukan antara lain adalah melakukan pemeriksaan kadar ferritin dalam darah, pemeriksaan hemoglobin secara berkala, menyingkirkan risiko kontraindikasi seperti hipertensi serta memantau ada tidaknya tanda dan gejala PRCA.

Pemeriksaan Kadar Ferritin dalam Darah

Pada pasien yang sedang menjalani terapi dengan eritropoietin beta, perlu diberikan suplementasi besi pada semua pasien yang kadar feritin serumnya di bawah 100 mcg/L atau dengan saturasi transferin di bawah 20%. Hal ini perlu menjadi perhatian karena kondisi penyerta seperti defisiensi zat besi, asam folat atau vitamin B12 dapat mengurangi efektivitas kerja eritropoietin beta.[3,11]

Pemeriksaan Hemoglobin Berkala

Pemeriksaan hemoglobin berkala diperlukan untuk menilai capaian target terapi. Bila kadar hemoglobin sebagai target terapi telah tercapai (kadar Hb antara 10-12 g/dL), dapat segera dilakukan penyesuaian dosis eritropoietin beta dari dosis inisial menjadi dosis pemeliharaan. Kadar hemoglobin harus dijaga tidak melebihi 12 g/dL karena akan meningkatkan risiko pembentukan trombus.[1,8]

Pemeriksaan Tekanan Darah Berkala

Pada pasien yang menjalani terapi dengan agen stimulasi eritropoiesis seperti eritropoietin beta kondisi efek samping yang paling sering terjadi adalah hipertensi yang tidak terkontrol. Hipertensi yang tidak terkontrol sendiri merupakan salah satu kontraindikasi pemberian eritropoietin beta.[3,8]

Pemeriksaan EKG Berkala

Eritropoietin beta akan meningkatkan risiko terbentuknya trombus. Hal ini menyebabkan peningkatan risiko kejadian infark miokard pada pasien yang menjalani terapi dengan eritropoietin beta. Saat pasien datang berkunjung untuk melakukan pemeriksaan diri secara berkala, perlu dilakukan pemantauan irama jantung dengan EKG untuk menyingkirkan kemungkinan risiko infark miokard yang tidak diketahui.[3]

Pemantauan Kondisi Pure Red Cell Aplasia

Pengawasan klinis juga diperlukan agar dapat segera menghentikan pemberian terapi eritropoietin beta bila terjadi Pure Red Cell Aplasia (PRCA). Karakteristik PRCA antara lain adalah anemia berat, nilai hitung Retikulosit <1% dan jumlah persentase eritroblas matang di sumsum tulang <0.5%. kondisi ini terjadi akibat tubuh pasien yang membentuk antibodi terhadap eritropoietin yang diberikan (anti-Epo antibodi). Kondisi ini angka kejadiannya <0.03 per 10,000 pasien pertahun.[3,11]

 

 

Referensi

1. Badan POM RI. Epoetin beta. 2015. Available from : http://pionas.pom.go.id/monografi/epoetin-beta
3.Jelkmann, W. Physiology and Pharmacology of Erythropoietin. Transfus Med Hemother 2013;40:302-309. Available from : https://www.karger.com/Article/FullText/356193
8.Neorecormon (epoetin beta (recombinant human erythropoietin))New Zealand data sheet. 2003 (Revisi 2020). Available from : https://medsafe.govt.nz/profs/Datasheet/n/Neorecormoninj.pdf
11. Badan POM RI. 9.1.3 Anemia Hipoplastik, Hemolitik dan Renal. 2015. Available from : http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-9-gizi-dan-darah/91-anemia-dan-gangguan-darah-lain/913-anemia-hipoplastik-hemolitik-dan

Kontraindikasi dan Peringatan Er...

Artikel Terkait

  • Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
    Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
  • Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
    Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Januari 2025, 14:05
eGFR dan kreatinin pada lansia yang meningkat tanpa keluhan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, sy dpt px laki2 70th di puskes dgn lab prolanis HT didapatkan hiperlipidemia dan px kreatinin meningkat 1,43 dan eGFR 49. Px saat ini tanpa...
dr.Widya Kumala Sari
Dibalas 28 Juni 2024, 20:52
Timbul bullae pasca HD pada pasien CKD dengan DM
Oleh: dr.Widya Kumala Sari
4 Balasan
Izin konsul dok, pasien Tn. I usia 60 th. Rutin cuci darah 2x seminggu karena CKD sejak 2 th yll. OS ada riwayat DM sejak 10 th yll, rutin minum obat...
Anonymous
Dibalas 15 April 2024, 07:55
Asam amino untuk pasien CKD stadium dini
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok pasien dengan CKD stadium dini yang belum dibatasi asupan konsumsi protein sebelumnya apakah tetap perlu diberikan asam amino nocid acid?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.