Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Eritropoietin Beta general_alomedika 2024-07-01T15:20:03+07:00 2024-07-01T15:20:03+07:00
Eritropoietin Beta
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Eritropoietin Beta

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Eritropoietin beta terutama diindikasikan sebagai terapi pada kondisi anemia untuk merangsang pembentukan sel darah merah melalui proses eritropoiesis. Eritropoietin beta diberikan pada pasien anemia dengan penyakit ginjal kronis yang menjalani dialisis atau  anemia asimptomatik pada penyakit ginjal kronis yang belum di hemodialysis.

Indikasi pemberian eritropoietin beta antara lain sebagai berikut:

  • Pasien anemia pada penyakit ginjal kronis yang menjalani dialisis atau anemia simtomatik pada pasien penyakit ginjal kronis yang belum didialisis
  • Bayi prematur dengan berat badan rendah (rentang berat badan antara 750 gr hingga 1500 gr) dan usia kurang dari 34 minggu sebagai profilaksis anemia[1,5,6,8,11]

Organisasi pengawas obat dan makanan Food and Drug Administration (FDA) dari Amerika serikat telah mengeluarkan Blackbox Warning terkait pemakaian segala jenis agen stimulasi eritropoiesis pada kasus anemia akibat kanker, termasuk eritropoietin beta (eritropoietin beta/epoetin beta tidak beredar di Amerika serikat). Di Amerika serikat, sediaan yang beredar adalah sedian kombinasi epoetin beta dan methoxy polyethylene glycol. FDA merekomendasikan bahwa agen stimulasi eritropoiesis hanya dapat diberikan pada pasien kanker dengan kadar hemoglobin dibawah 11g/dL[9,13]

Anemia Kronis Akibat Penyakit Ginjal Kronis

Pemberian dosis eritropoietin beta dapat diberikan secara subkutan maupun intravena, namun pemberian secara subkutan lebih disukai karena membutuhkan dosis lebih kecil untuk mencapai efek terapi yang diinginkan, dengan dosis yang lebih rendah hingga mencapai 20-35% lebih rendah dari rute pemberian intravena.[8,14]

Dosis Dewasa

Pada pasien dewasa, rute pemberian dapat dibagi menjadi rute injeksi subkutan dan injeksi intravena. Dosis inisial dapat dibagi berdasarkan rute pemberian yaitu sebagai berikut:

  • Rute injeksi subkutan, dosis awal yang diberikan adalah 60 UI/kgbb tiap minggu (yang dapat diberikan dalam 1-7 dosis terbagi) untuk 4 minggu. Dosis ini kemudian dapat ditingkatkan sebulan sekali bila target peningkatan Hb < 1,5 g /dL/minggu. Dosis ditingkatkan dengan kenaikan dosis 60 UI/kg bb; hingga tercapai target terapi yaitu Hb diantara 10-12 g/dL dengan catatan dosis tidak boleh melebihi 720 IU/kgbb
  • Pada pemberian eritropoietin beta secara injeksi intravena, pemberian dilakukan dalam 2 menit (atau infus intravena jangka pendek), hal ini terutama harus sangat diperhatikan pada pasien dengan dialisis, karena terdapat fistula arteri vena pada pembuluh darah pasien. Dosis awal yang diberikan adalah 40 UI/kgbb 3 kali tiap minggu untuk 4 minggu, dan dosis dapat ditingkatkan sampai 80 UI/kg bb 3 kali seminggu bila kenaikan hemoglobin awal kurang dari 1 g/dL per bulan. Dosis maksimal yang dapat diberikan adalah 720 IU/kgbb[1,8]

Dosis pemeliharaan dapat dibagi berdasarkan rute pemberian yaitu sebagai berikut:

  • Setelah target terapi tercapai, dosis pemeliharaan pada injeksi subkutan adalah dengan menurunkan dosis menjadi separuh dosis optimal sebelumnya kemudian dapat diubah sesuai dengan respon pada interval 1-2 minggu.
  • Setelah target terapi tercapai, dosis pemeliharaan pada injeksi intravena dengan mula-mula menurunkan dosis menjadi separuh dosis optimal sebelumnya, dan kemudian dosis dapat diubah sesuai dengan respons pada interval 1-2 minggu[1]

Dosis Anak

Pada anak, eritropoietin beta telah disetujui untuk diberikan pada kasus anemia akibat penyakit ginjal kronis dengan batas usia diatas 2 tahun. Dosis yang diberikan adalah sama dengan dosis pada pasien dewasa. Rute pemberian dapat dibagi menjadi rute injeksi subkutan dan injeksi intravena. Dosis inisial dapat dibagi berdasarkan rute pemberian yaitu sebagai berikut:

  • Rute injeksi subkutan, dosis awal yang diberikan adalah 60 UI/kg bb tiap minggu (yang dapat diberikan dalam 1-7 dosis terbagi) untuk 4 minggu. Dosis ini kemudian dapat ditingkatkan sebulan sekali bila target peningkatan Hb < 1,5 g /dL/minggu. Dosis ditingkatkan dengan kenaikan dosis 60 UI/kg bb; hingga tercapai target terapi yaitu Hb diantara 10-12 g/dL dengan catatan dosis tidak boleh melebihi 720 IU/kg bb
  • Pada pemberian eritropoietin beta secara injeksi intravena, pemberian dilakukan dalam 2 menit (atau infus intravena jangka pendek), hal ini terutama harus sangat diperhatikan pada pasien dengan dialisis, karena terdapat fistula arteri vena pada pembuluh darah pasien. Dosis awal yang diberikan adalah 40 UI/kg bb 3 kali tiap minggu untuk 4 minggu, dan dosis dapat ditingkatkan sampai 80 UI/kg bb 3 kali seminggu bila kenaikan hemoglobin awal kurang dari 1 g/dL per bulan. Dosis maksimal yang dapat diberikan adalah 720 IU/kg bb[1,8]

Dosis pemeliharaan dapat dibagi berdasarkan rute pemberian yaitu sebagai berikut:

  • Setelah target terapi tercapai, dosis pemeliharaan pada injeksi subkutan adalah dengan menurunkan dosis menjadi separuh dosis optimal sebelumnya kemudian dapat diubah sesuai dengan respon pada interval 1-2 minggu
  • Setelah target terapi tercapai, dosis pemeliharaan pada injeksi intravena dengan mula-mula menurunkan dosis menjadi separuh dosis optimal sebelumnya, dan kemudian dosis dapat diubah sesuai dengan respons pada interval 1-2 minggu[1]

Profilaksis Anemia pada Bayi Prematur

Dosis yang diberikan sebagai terapi profilaksis pada bayi prematur adalah 250 UI/kg bb 3 kali seminggu dan diberikan melalui rute injeksi subkutan. Pemberiannya lebih baik segera dimulai dalam 3 hari setelah kelahiran dan dilanjutkan hingga 6 minggu.[1,8]

Referensi

1. Badan POM RI. Epoetin beta. 2015. Available from : http://pionas.pom.go.id/monografi/epoetin-beta
5.Cheer, Susan M and Wagstaff, Antona J. Epoetin Beta. A Review of its Clinical Use in the Treatment of Anaemia in Patients with Cancer. Drugs volume 64, pages323–346(2004). Available from : https://link.springer.com/article/10.2165/00003495-200464030-00006
6. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Daftar Obat Formularium Nasional. 2019. Available from : https://pafi.or.id/media/upload/20200309042447_466.pdf
8.Neorecormon (epoetin beta (recombinant human erythropoietin))New Zealand data sheet. 2003 (Revisi 2020). Available from : https://medsafe.govt.nz/profs/Datasheet/n/Neorecormoninj.pdf
9. Chustecka, Zosia. Medcape. Further Restriction of Erythropoietin Use in Cancer Patients Likely. 2007. Available from : https://www.medscape.com/viewarticle/558199
11. Badan POM RI. 9.1.3 Anemia Hipoplastik, Hemolitik dan Renal. 2015. Available from : http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-9-gizi-dan-darah/91-anemia-dan-gangguan-darah-lain/913-anemia-hipoplastik-hemolitik-dan

Formulasi Eritropoietin Beta
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
    Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
  • Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
    Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Januari 2025, 14:05
eGFR dan kreatinin pada lansia yang meningkat tanpa keluhan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, sy dpt px laki2 70th di puskes dgn lab prolanis HT didapatkan hiperlipidemia dan px kreatinin meningkat 1,43 dan eGFR 49. Px saat ini tanpa...
dr.Widya Kumala Sari
Dibalas 28 Juni 2024, 20:52
Timbul bullae pasca HD pada pasien CKD dengan DM
Oleh: dr.Widya Kumala Sari
4 Balasan
Izin konsul dok, pasien Tn. I usia 60 th. Rutin cuci darah 2x seminggu karena CKD sejak 2 th yll. OS ada riwayat DM sejak 10 th yll, rutin minum obat...
Anonymous
Dibalas 15 April 2024, 07:55
Asam amino untuk pasien CKD stadium dini
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok pasien dengan CKD stadium dini yang belum dibatasi asupan konsumsi protein sebelumnya apakah tetap perlu diberikan asam amino nocid acid?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.