Indikasi dan Dosis Eritropoietin Beta
Eritropoietin beta terutama diindikasikan sebagai terapi pada kondisi anemia untuk merangsang pembentukan sel darah merah melalui proses eritropoiesis. Eritropoietin beta diberikan pada pasien anemia dengan penyakit ginjal kronis yang menjalani dialisis atau anemia asimptomatik pada penyakit ginjal kronis yang belum di hemodialysis.
Indikasi pemberian eritropoietin beta antara lain sebagai berikut:
- Pasien anemia pada penyakit ginjal kronis yang menjalani dialisis atau anemia simtomatik pada pasien penyakit ginjal kronis yang belum didialisis
- Bayi prematur dengan berat badan rendah (rentang berat badan antara 750 gr hingga 1500 gr) dan usia kurang dari 34 minggu sebagai profilaksis anemia[1,5,6,8,11]
Organisasi pengawas obat dan makanan Food and Drug Administration (FDA) dari Amerika serikat telah mengeluarkan Blackbox Warning terkait pemakaian segala jenis agen stimulasi eritropoiesis pada kasus anemia akibat kanker, termasuk eritropoietin beta (eritropoietin beta/epoetin beta tidak beredar di Amerika serikat). Di Amerika serikat, sediaan yang beredar adalah sedian kombinasi epoetin beta dan methoxy polyethylene glycol. FDA merekomendasikan bahwa agen stimulasi eritropoiesis hanya dapat diberikan pada pasien kanker dengan kadar hemoglobin dibawah 11g/dL[9,13]
Anemia Kronis Akibat Penyakit Ginjal Kronis
Pemberian dosis eritropoietin beta dapat diberikan secara subkutan maupun intravena, namun pemberian secara subkutan lebih disukai karena membutuhkan dosis lebih kecil untuk mencapai efek terapi yang diinginkan, dengan dosis yang lebih rendah hingga mencapai 20-35% lebih rendah dari rute pemberian intravena.[8,14]
Dosis Dewasa
Pada pasien dewasa, rute pemberian dapat dibagi menjadi rute injeksi subkutan dan injeksi intravena. Dosis inisial dapat dibagi berdasarkan rute pemberian yaitu sebagai berikut:
- Rute injeksi subkutan, dosis awal yang diberikan adalah 60 UI/kgbb tiap minggu (yang dapat diberikan dalam 1-7 dosis terbagi) untuk 4 minggu. Dosis ini kemudian dapat ditingkatkan sebulan sekali bila target peningkatan Hb < 1,5 g /dL/minggu. Dosis ditingkatkan dengan kenaikan dosis 60 UI/kg bb; hingga tercapai target terapi yaitu Hb diantara 10-12 g/dL dengan catatan dosis tidak boleh melebihi 720 IU/kgbb
- Pada pemberian eritropoietin beta secara injeksi intravena, pemberian dilakukan dalam 2 menit (atau infus intravena jangka pendek), hal ini terutama harus sangat diperhatikan pada pasien dengan dialisis, karena terdapat fistula arteri vena pada pembuluh darah pasien. Dosis awal yang diberikan adalah 40 UI/kgbb 3 kali tiap minggu untuk 4 minggu, dan dosis dapat ditingkatkan sampai 80 UI/kg bb 3 kali seminggu bila kenaikan hemoglobin awal kurang dari 1 g/dL per bulan. Dosis maksimal yang dapat diberikan adalah 720 IU/kgbb[1,8]
Dosis pemeliharaan dapat dibagi berdasarkan rute pemberian yaitu sebagai berikut:
- Setelah target terapi tercapai, dosis pemeliharaan pada injeksi subkutan adalah dengan menurunkan dosis menjadi separuh dosis optimal sebelumnya kemudian dapat diubah sesuai dengan respon pada interval 1-2 minggu.
- Setelah target terapi tercapai, dosis pemeliharaan pada injeksi intravena dengan mula-mula menurunkan dosis menjadi separuh dosis optimal sebelumnya, dan kemudian dosis dapat diubah sesuai dengan respons pada interval 1-2 minggu[1]
Dosis Anak
Pada anak, eritropoietin beta telah disetujui untuk diberikan pada kasus anemia akibat penyakit ginjal kronis dengan batas usia diatas 2 tahun. Dosis yang diberikan adalah sama dengan dosis pada pasien dewasa. Rute pemberian dapat dibagi menjadi rute injeksi subkutan dan injeksi intravena. Dosis inisial dapat dibagi berdasarkan rute pemberian yaitu sebagai berikut:
- Rute injeksi subkutan, dosis awal yang diberikan adalah 60 UI/kg bb tiap minggu (yang dapat diberikan dalam 1-7 dosis terbagi) untuk 4 minggu. Dosis ini kemudian dapat ditingkatkan sebulan sekali bila target peningkatan Hb < 1,5 g /dL/minggu. Dosis ditingkatkan dengan kenaikan dosis 60 UI/kg bb; hingga tercapai target terapi yaitu Hb diantara 10-12 g/dL dengan catatan dosis tidak boleh melebihi 720 IU/kg bb
- Pada pemberian eritropoietin beta secara injeksi intravena, pemberian dilakukan dalam 2 menit (atau infus intravena jangka pendek), hal ini terutama harus sangat diperhatikan pada pasien dengan dialisis, karena terdapat fistula arteri vena pada pembuluh darah pasien. Dosis awal yang diberikan adalah 40 UI/kg bb 3 kali tiap minggu untuk 4 minggu, dan dosis dapat ditingkatkan sampai 80 UI/kg bb 3 kali seminggu bila kenaikan hemoglobin awal kurang dari 1 g/dL per bulan. Dosis maksimal yang dapat diberikan adalah 720 IU/kg bb[1,8]
Dosis pemeliharaan dapat dibagi berdasarkan rute pemberian yaitu sebagai berikut:
- Setelah target terapi tercapai, dosis pemeliharaan pada injeksi subkutan adalah dengan menurunkan dosis menjadi separuh dosis optimal sebelumnya kemudian dapat diubah sesuai dengan respon pada interval 1-2 minggu
- Setelah target terapi tercapai, dosis pemeliharaan pada injeksi intravena dengan mula-mula menurunkan dosis menjadi separuh dosis optimal sebelumnya, dan kemudian dosis dapat diubah sesuai dengan respons pada interval 1-2 minggu[1]
Profilaksis Anemia pada Bayi Prematur
Dosis yang diberikan sebagai terapi profilaksis pada bayi prematur adalah 250 UI/kg bb 3 kali seminggu dan diberikan melalui rute injeksi subkutan. Pemberiannya lebih baik segera dimulai dalam 3 hari setelah kelahiran dan dilanjutkan hingga 6 minggu.[1,8]