Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2023-05-03T14:40:04+07:00 2023-05-03T14:40:04+07:00
Eritropoietin Beta
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Eritropoietin Beta

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Eritropoietin beta atau yang lebih dikenal dengan istilah epoetin beta, adalah salah satu obat agen stimulasi eritropoiesis. Eritropoietin beta diindikasikan pada pasien anemia kronis akibat penyakit ginjal kronis.

Epoetin sendiri bermakna sebagai rekombinan eritropoietin manusia, yang dihasilkan melalui metode transfeksi pada sel Chinese hamster ovary (CHO). Bersama eritropoietin alfa, eritropoietin beta merupakan agen stimulasi eritropoiesis golongan pertama yang memiliki mekanisme kerja pendek.[1-3]

Keduanya memiliki urutan rantai asam amino sebanyak 165 buah yang sama dengan rantai asam amino eritropoietin endogen, sehingga memiliki farmakodinamik yang serupa. Eritropoietin alfa dan beta memiliki perbedaan dari pola glikosilasi, sehingga untuk membedakan keduanya, para ahli internasional bersepakat untuk menamakannya berdasarkan penamaan romawi, yaitu alfa dan beta. [1-4]

Eritropoietin beta diindikasikan terutama pada kondisi anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal kronis pada pasien yang menjalani hemodialisa (dialisis ginjal)  dan anemia simtomatik pada pasien penyakit ginjal kronis yang belum didialisis. Eritropoietin beta dapat meningkatkan nilai retikulosit, hemoglobin dan hematokrit secara bermakna. Eritropoietin beta dikontraindikasikan pada kondisi hipertensi tidak terkontrol dan riwayat hipersensitivitas terhadap produk eritropoietin beta atau bahan penunjangnya.[1,2,5]

Tabel 1. Deskripsi singkat Eritropoietin Beta

Perihal Deskripsi
Kelas Obat yang memengaruhi darah[6]
Sub-kelas Hematopoietik[6]
Akses Resep
Wanita hamil

Kategori FDA: (C) dalam bentuk sediaan methoxy polyethylene glycol-epoetin beta[7]

Kategori TGA: (B3)[8]

Wanita menyusui Belum diketahui apakah eritropoietin beta diekskresikan kedalam air susu ibu atau tidak.[8]
Anak-anak Eritropoietin beta aman digunakan pada anak usia diatas 2 tahun dengan anemia akibat gagal ginjal kronik dan juga aman untuk digunakan sebagai profilaksis anemia pada bayi prematur.[8]
Infant
FDA

Blackbox Warning

Eritropoietin beta tidak boleh diberikan pada pasien dengan anemia akibat kanker. Berdasarkan penelitian, ditemukan pasien yang diberikan eritropoietin beta memiliki overall survival lebih pendek dibandingkan placebo.[9]

 

Referensi

1. Badan POM RI. Epoetin beta. 2015. Available from : http://pionas.pom.go.id/monografi/epoetin-beta
2. Schoener, Benjamin and Borger, Judith. Erythropoietin. 2020. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536997/
3.Jelkmann, W. Physiology and Pharmacology of Erythropoietin. Transfus Med Hemother 2013;40:302-309. Available from : https://www.karger.com/Article/FullText/356193
4.Science Direct. Epoetin beta (Cardiovascular pharmacology). 2010. Available from : https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-biology/epoetin-beta
5.Cheer, Susan M and Wagstaff, Antona J. Epoetin Beta. A Review of its Clinical Use in the Treatment of Anaemia in Patients with Cancer. Drugs volume 64, pages323–346(2004). Available from : https://link.springer.com/article/10.2165/00003495-200464030-00006
6. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Daftar Obat Formularium Nasional. 2019. Available from : https://pafi.or.id/media/upload/20200309042447_466.pdf
7.FDA. Mircera. 2007. (Revisi 2018.) Available from : https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2018/125164s078lbl.pdf
8.Neorecormon (epoetin beta (recombinant human erythropoietin))New Zealand data sheet. 2003 (Revisi 2020). Available from : https://medsafe.govt.nz/profs/Datasheet/n/Neorecormoninj.pdf
9. Chustecka, Zosia. Medcape. Further Restriction of Erythropoietin Use in Cancer Patients Likely. 2007. Available from : https://www.medscape.com/viewarticle/558199

Farmakologi Eritropoietin Beta

Artikel Terkait

  • Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
    Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
  • Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
    Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Januari 2025, 14:05
eGFR dan kreatinin pada lansia yang meningkat tanpa keluhan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, sy dpt px laki2 70th di puskes dgn lab prolanis HT didapatkan hiperlipidemia dan px kreatinin meningkat 1,43 dan eGFR 49. Px saat ini tanpa...
dr.Widya Kumala Sari
Dibalas 28 Juni 2024, 20:52
Timbul bullae pasca HD pada pasien CKD dengan DM
Oleh: dr.Widya Kumala Sari
4 Balasan
Izin konsul dok, pasien Tn. I usia 60 th. Rutin cuci darah 2x seminggu karena CKD sejak 2 th yll. OS ada riwayat DM sejak 10 th yll, rutin minum obat...
Anonymous
Dibalas 15 April 2024, 07:55
Asam amino untuk pasien CKD stadium dini
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok pasien dengan CKD stadium dini yang belum dibatasi asupan konsumsi protein sebelumnya apakah tetap perlu diberikan asam amino nocid acid?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.