Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Eritropoietin Beta general_alomedika 2023-05-03T14:40:46+07:00 2023-05-03T14:40:46+07:00
Eritropoietin Beta
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Eritropoietin Beta

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

B3 menurut TGA. Saat ini data studi mengenai pemberian eritropoietin beta pada kondisi kehamilan masih terbatas, namun data awal yang ada tidak menunjukkan bahwa pemberian eritropoietin beta terbukti berperan dalam terjadinya efek samping bagi ibu dan janin. Eritropoietin eksogen jenis eritropoietin beta belum diketahui apakah ikut diekskresikan atau tidak kedalam air susu ibu, namun eritropoietin endogen sendiri merupakan suatu zat yang normal berada didalam air susu ibu.

Penggunaan pada Kehamilan

Berdasarkan kategori FDA, eritropoietin beta dalam bentuk sediaan methoxy polyethylene glycol-epoetin beta termasuk kategori C. Data awal yang ada tidak cukup untuk menunjukkan bahwa dengan pemakaian eritropoietin beta akan meningkatkan risiko defek kongenital mayor, abortus atau efek samping maternal dan neonatal. Kondisi penyakit ginjal kronis sendiri sebenarnya merupakan salah satu penyulit yang dapat meningkatkan risiko maternal dan fetal.[7]

Berdasarkan kategori TGA, penggunaan eritropoietin beta dalam kehamilan tergolong dalam kategori B3. Berdasarkan hasil uji pada hewan percobaan tidak ditemukan adanya bukti bahwa obat tersebut bersifat teratogenik terhadap fetus. Akan tetapi karena masih kurangnya data studi mengenai tingkat keamanan pemakaian eritropoietin beta pada wanita hamil, pemberiannya harus dengan perhatian khusus dan telah menimbang untung rugi pemberian obat  terhadap janin yang dikandung pasien serta manfaat obat bagi pasien itu sendiri.[8]

Penggunaan pada Laktasi

Hingga saat ini belum diketahui apakah eritropoietin beta sebagai suatu eritropoietin eksogen, ikut diekskresikan kedalam air susu ibu atau tidak. Sementara itu, eritropoietin endogen sendiri adalah salah satu komponen yang normal ditemukan berada didalam air susu ibu. Konsentrasi eritropoietin endogen didalam air susu ibu berada pada rentang antara 4 hingga 5 units/L pada 1 hingga 2 bulan postpartum yang selanjutnya akan meningkat menjadi 20 hingga 40 units/L pada bulan ketiga dan dapat mencapai 100 hingga 150 units/L setelah 12 bulan postpartum.[8,17]

Karena kurangnya data hasil studi mengenai efek pemberian eritropoietin beta pada masa laktasi, maka lebih disarankan untuk diberikan alternatif eritropoietin eksogen jenis lain sebagai pengganti. Contohnya eritropoietin alfa, yang berdasarkan hasil studi telah memiliki profil keamanan yang dapat diterima bila diberikan pada masa laktasi.[17]

Referensi

7.FDA. Mircera. 2007. (Revisi 2018.) Available from : https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2018/125164s078lbl.pdf
8.Neorecormon (epoetin beta (recombinant human erythropoietin))New Zealand data sheet. 2003 (Revisi 2020). Available from : https://medsafe.govt.nz/profs/Datasheet/n/Neorecormoninj.pdf
17. Drugs and Lactation Database (LactMed) [Internet]. Epoetin Beta. 2019. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531245/

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Er...

Artikel Terkait

  • Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
    Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
  • Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
    Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Januari 2025, 14:05
eGFR dan kreatinin pada lansia yang meningkat tanpa keluhan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, sy dpt px laki2 70th di puskes dgn lab prolanis HT didapatkan hiperlipidemia dan px kreatinin meningkat 1,43 dan eGFR 49. Px saat ini tanpa...
dr.Widya Kumala Sari
Dibalas 28 Juni 2024, 20:52
Timbul bullae pasca HD pada pasien CKD dengan DM
Oleh: dr.Widya Kumala Sari
4 Balasan
Izin konsul dok, pasien Tn. I usia 60 th. Rutin cuci darah 2x seminggu karena CKD sejak 2 th yll. OS ada riwayat DM sejak 10 th yll, rutin minum obat...
Anonymous
Dibalas 15 April 2024, 07:55
Asam amino untuk pasien CKD stadium dini
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok pasien dengan CKD stadium dini yang belum dibatasi asupan konsumsi protein sebelumnya apakah tetap perlu diberikan asam amino nocid acid?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.