Efek Samping dan Interaksi Obat Eritropoietin Beta
Efek samping yang dapat timbul setelah penggunaan eritropoietin beta bersifat variatif. Beberapa kasus yang telah dilaporkan adalah hipertensi, thrombosis, syok anafilaksis, sefalgia, ruam, hingga kasus hipersensitivitas.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama pemakaian eritropoietin beta antara lain adalah:
- Hematologi: hipertensi (1-10%), trombosis vascular (0,1-1%) syok anafilaksis (< 0,01%), Pure Red Cell Aplasia (sangat jarang)
- Sistem saraf pusat : sefalgia (>1%), ensefalopati hipertensi(0,1-1%)
- Sistem integument : ruam (0,01-0,1%), maculo-papular (0,01-0,1%), hot flush (0,01-0,1%), hipersensitivitas[3,8,10]
Interaksi obat
Interaksi obat dapat terjadi bila diberikan bersamaan dengan pemakaian eritropoietin beta antara lain pada pemakaian bersama dengan antihipertensi golongan penghambat ACE, antikanker, siklosporin dan C1 esterase inhibitor.
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor dan Angiotensin Receptor Blocker
Bila diberikan bersama dengan obat antihipertensi golongan penghambat angiotensin converting enzyme dan angiotensin receptor blocker, maka eritropoietin akan bersifat sebagai antagonis terhadap efek hipotensi kedua antihipertensi oral tersebut. Sehingga hipertensi pada pasien akan tetap tidak terkontrol.[15]
Antikanker
Pemberian bersama agen stimulasi eritropoiesis dan obat antikanker seperti thalidomide, lenalidomide dan carfilzomib harus dihindari karena kedua golongan obat ini akan saling bersinergi dalam meningkatkan risiko pembentukan trombus, sehingga risiko kejadian penyakit seperti trombosis vena dalam dan emboli paru akan meningkat.[16]
Lainnya
Agen stimulasi eritropoiesis juga sebaiknya tidak diberikan bersama dengan siklosporin dan C1 esterase inhibitor, karena pemberian secara bersama antara siklosporin dan agen stimulasi eritropoiesis akan meningkatkan efek samping hipertensi tidak terkontrol dan pemberian eritropoietin beta bersama C1 esterase inhibitor akan meningkatkan risiko pembentukan thrombus.[16]